Rasanya sudah semakin banyak kita mendengar kemunculan film yang diadaptasi dari video game. Mungkin kamu ingat beberapa judulnya seperti animasi Final Fantasy: The Spirits Within dan Final Fantasy VII: Advent Children, film penuh aksi Hitman: Agent 47, Street Fighter, dan Mortal Kombat.
Bahkan pada tahun ini akan ada versi live action dari dua francis game besar yang bisa kamu nikmati. Warcraft akan tayang pada musim liburan sekolah nanti, serta Assassin’s Creed di akhir tahun 2016.
Sambil menunggu perilisan dua film tersebut, saya ingin mengajakmu untuk sejenak melepas penat dengan film animasi komedi buatan Rovio Animation, salah satu divisi di Rovio Entertainment, yaitu The Angry Birds Movie.
Film ini memiliki kualitas animasi papan atas, dan sarat akan lelucon-lelucon yang menghibur. Meskipun terdapat beberapa plot yang melompat serta alur cerita yang mudah ditebak, namun The Angry Birds Movie dapat menjadi pilihan film untuk mengocok perutmu.
Kisah Red si burung pemarah
The Angry Birds Movie mengisahkan Red, burung merah yang menjadi ikon utama game Angry Birds, yang memiliki sifat cuek dan terkesan pemarah. Tidak seperti para burung lainnya yang selalu ramah dan berbaik hati kepada sesama.
Namun sifat Red demikian bukanlah tanpa sebab. Di bagian awal film kamu akan mengetahui kisah masa kecil Red yang membuatnya menjadi burung pemarah, namun sayangnya garis penghubung tersebut tidak tersampaikan dengan kuat.
Karena suatu kejadian, Red kemudian diwajibkan mengikuti kelas anger management untuk meredakan kemarahannya. Di sesi tersebut, Red bertemu dengan Chuck, Bomb, Terence, serta Matilda sang pemimpin kelas yang ternyata juga memiliki isu kemarahan.
Selagi mereka sedang berada dalam sebuah sesi, seluruh pulau dihebohkan dengan kedatangan para babi hijau yang mengaku ingin berteman dengan para burung. Namun bagi kamu yang pernah bermain Angry Birds pasti tahu tujuan mereka sebenarnya, mencuri telur.
Kehadiran para babi ini ternyata mampu memberikan variasi pada plot yang sedang berjalan. Konflik pun mulai jelas terlihat, meskipun saya yakin kamu sudah dapat menebak jalan ceritanya. Selain itu tingkah laku konyol dan bodoh para babi mampu memberikan warna baru kepada film ini.
Dari sini, keseluruhan film selanjutnya akan fokus pada kisah persahabatan dan petualangan Red, Chuck, dan Bomb melindungi telur-telur dari rencana jahat para babi.
Sarat humor dewasa
Jika kamu bermain Angry Birds untuk sejenak “mengistirahatkan” kerja otak, begitu juga ketika menonton film The Angry Birds Movie. Film ini memiliki alur cerita yang sebagian besar linear serta mudah diikuti, sehingga kamu bahkan tidak perlu berpikir untuk bisa mengerti film ini.
Di sepanjang film, kamu akan sering dibuat tertawa oleh tindakan konyol para babi, Chuck, Bomb, dan hampir semua karakter lainnya. Bahkan terdapat beberapa adegan yang mampu membuat saya terpingkal-pingkal.
Meskipun Lembaga Sensor Film memutuskan bahwa The Angry Birds Movie adalah film untuk semua umur, namun saya merasa bahwa film ini lebih pantas untuk dinikmati oleh remaja atau anak-anak dengan bimbingan orang tua.
Film ini memiliki referensi terhadap kultur pop yang mungkin hanya dimengerti oleh para remaja atau orang dewasa. Jika kamu lahir setidaknya di awal tahun ’90-an, kamu akan mudah mengidentifikasi referensi Daft Punk di tengah-tengah film, dan cuplikan lagu Never Gonna Give You Up serta Rock You Like a Hurricane yang mengiringi adegan tertentu.
The Angry Birds Movie memiliki banyak lelucon yang kurang pantas untuk anak-anak. Beberapa di antaranya pun dapat saya katakan sudah tergolong dewasa, misalnya (sedikit spoiler) ketika telur-telur tersebut dicuri, Chuck menyarankan para burung untuk mulai “membuat telur” lagi sebagai gantinya.
Untungnya kita berada di Indonesia. Anak-anak yang menonton film ini pada umumnya belum dapat mengerti percakapan humor dewasa tersebut dalam bahasa Inggris dan sang penerjemah film sudah menyesuaikan leluconnya dengan baik sehingga masih aman ditonton semua kalangan.
Animasi 3D yang bersaing dengan Pixar
Siapa yang pernah menyangka sebuah studio game mobile mampu membuat film animasi layar lebar? Rovio yang berdiri pada tahun 2003, bekerja sama dengan Sony Pictures Imageworks dalam menciptakan The Angry Birds Movie.
Jujur, saya memiliki ekspektasi yang biasa saja terhadap kualitas grafis film ini. Namun ternyata The Angry Birds Movie mampu menyuguhkan kualitas yang dapat dikatakan bisa bersaing dengan studio animasi ternama seperti Pixar dan DreamWorks Animation.
Setiap karakter yang terdapat pada film ini unik, dan semuanya digambarkan dengan cukup detail. Hal yang sama juga berlaku pada berbagai objek film ini, mulai dari pepohonan, perairan, rumah-rumah, hingga (sedikit spoiler) ruangan berisi jutaan dinamit berhasil dipresentasikan dengan baik.
Elemen game Angry Birds yang cukup kental
Rovio ternyata tidak setengah-setengah menggarap film animasi layar lebar mereka ini. Para karakter di film The Angry Birds Movie diisi suaranya oleh bintang ternama Hollywood.
Jason Sudeikis (We’re the Millers, Epic), Josh Gad (Pixels, Frozen), dan Danny McBride (This Is the End, Pineapple Express) berhasil memberikan Red, Chuck, dan Bomb karakter yang kuat. Bahkan aktor senior Sean Penn (The Secret Life of Walter Mitty, Gangster Squad) turut mengisi suara sebagai Terence, meskipun hanya bergumam saja.
Namun masalahnya, The Angry Birds Movie seharusnya menceritakan sekelompok burung pemarah. Tetapi hanya Red yang terlihat pemarah pada film ini. Chuck malah bersifat ceria dan jenaka, dan Bomb yang, well, polos dan bodoh.
Meskipun sedikit menyimpang dari karakter, namun film ini secara mengejutkan dapat memasukkan elemen game ke dalam film tanpa terlihat terlalu memaksa.
Hal yang paling mudah ditemukan adalah katapel yang nantinya digunakan untuk melontarkan burung-burung melawan para babi hijau. Contoh lainnya di awal film, Red mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan satu hingga tiga bintang (penilaian di setiap level Angry Birds).
Seluruh karakter yang pernah muncul dalam game Angry Birds pun juga hadir dalam film ini, meskipun tidak dalam porsi yang sama. Selain tokoh utama, yaitu Red, Chuck, Bomb, Matilda, dan Terence, kamu juga akan melihat Stella, Hal, dan Bubbles sebagai cameo. Oh iya, Mighty Eagle juga memiliki kisahnya tersendiri di film ini, lo.
Sudahkah kamu mencoba sekuel game mobile jutaan dolar, Angry Birds 2?
Pilihan film kala liburan
The Angry Birds Movie adalah film yang seratus persen ditujukan untuk hiburan semata, melepas penat dari kesibukan sehari-hari. Tidak ada twist, momen menyentuh hati, ataupun alur cerita yang dalam di film ini. Semua yang dipresentasikan dapat diikuti dengan sangat mudah.
Sepanjang 97 menit, kamu akan terus diberikan kekonyolan-kekonyolan yang setidaknya mampu membuatmu tersenyum. Di balik humor-humor dewasa yang ditunjukkan oleh The Angry Birds Movie, film ini masih memiliki pesan moral untuk para anak-anak yang menontonnya.
Jika kamu sedang mencari film yang cocok untuk ditonton sekeluarga, atau sekadar “mengistirahatkan” otak, The Angry Birds Movie dapat menjadi alternatif tepat.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
The post Review The Angry Birds Movie – Tontonan Ringan di Kala Liburan appeared first on Tech in Asia Indonesia.