iPad 2 bisa dibilang sebagai salah satu produk terbaik yang pernah Apple buat. Bukan saja performanya yang meningkat jauh namun juga kualitas hardware dan desainnya yang sudah terbukti mampu bertahan lama. Namun sayangnya setelah itu iPad mulai kehilangan pesonanya, iPad 3 dan iPad 4 hanyalah sekedar peningkatan spesifikasi tanpa sesuatu yang benar-benar baru dan bahkan iPad 4 adalah salah satu produk yang bisa dikatakan paling “malas” yang pernah diluncurkan oleh Apple.
Lalu sekarang munculah iPad generasi terbaru yang diberi nama iPad Air. iPad ini diberi nama “Air” karena pengurangan bobot dan ketebalan yang pertama kali dilakukan sejak iPad pertama kali keluar 4 tahun lalu. Dengan harga 6,6 juta Rupiah, apakah iPad Air ini worth untuk dibeli? Bagaimana performa untuk gaming? Apakah gadget gaming mobile ini terbaik yang ada di pasaran saat ini? Saya akan menjawab pertanyaan itu semua dalam review kali ini, so siapkan teh dan snack karena ini akan menjadi review yang panjang!
Desain
iPad Air adalah iPad dengan desain terbaik yang pernah dikeluarkan Apple. Ketipisannya yang baru, sudah cukup untuk membuat seluruh experience menjadi berbeda dibanding dengan generasi sebelumnya.
iPad Air datang dengan desain baru yang bisa dibilang berubah cukup signifikan jika dibanding dengan seri-seri sebelumnya. Dari iPad generasi pertama ke generasi ke dua kita bisa melihat perubahan yang cukup banyak, sedangkan dari generasi ke 2 sampai ke 4 tidak ada banyak perubahan yang sigfinikan. Saya secara pribadi telah mencoba dan juga memiliki lebih dari 2 tablet Android dengan ukuran bervariasi mulai dari 7-10 inch dan bisa saya katakan ukuran layar iPad adalah yang paling pas bagi saya. Untungnya ukuran ini tetap dipertahankan oleh Apple dalam generasi terbarunya.
Ketika iPad Air belum diperkenalkan saya berkata dalam hati saya jika Apple tidak mengurangi ketebalan dan berat (yang merupakan 2 faktor minus untuk iPad) maka saya akan benci mereka. Tapi Apple malah membuat saya terpesona, iPad Air adalah salah satu tablet paling tipis dan juga paling ringan yang pernah Apple keluarkan. Hanya dengan membuatnya lebih tipis 20% saja sudah membuat experience penggunaan iPad berubah jauh. iPad Air terasa lebih mobile dan dengan mudah masuk ke dalam berbagai tempat seperti tas tanpa membuat sesak.
Selain ketebalan yang sudah dipangkas jauh, Apple juga membuat iPad lebih ramping dengan menipiskan bagian kiri dan kanan. Ini membuat iPad Air menjadi lebih kecil, tapi sayangnya walaupun begitu iPad Air tidak dapat digenggam dari ujung ke ujung layar dengan satu tangan seperti iPad mini kecuali kamu mempunyai tangan yang besar.
Bagian belakang iPad Air dibuat dari bahan aluminium yang menimbulkan kesan elegan namun jika kamu tinggalkan cukup lama di ruangan ber-ac maka akan dingin jika dipegang. Bagi beberapa orang ini mungkin sedikit tidak nyaman namun setelah dipegang dalam beberapa lama pun sudah kembali ke suhu yang sama dengan tangan. Bagian belakangan ini tidak anti gores sehingga sebuah protector atau casing adalah hal yang wajib jika kamu tidak ingin iPad tersebut tergores.
Layar
Jika saja tidak terjadi masalah bunyi tap yang terlalu keras, Layar iPad Air sebenarnya bisa disebut sempurna. Di luar itu semua layar iPad Air termasuk layar yang luar biasa. Begitu mencoba dan menggunakan retina display, kamu tidak akan bisa turun lagi, hanya bisa naik.
Sama seperti generasi sebelumnya iPad Air masih menggunakan resolusi 2048-by-1536 dengan 264 ppi. Walaupun iPad Air memiliki ppi yang lebih rendah dibanding dengan iPhone 5s namun pada jarak pandang penggunaan normal, mata kita juga sudah tidak bisa membedakannya. Retina Display pada dasarnya merupakan kepadatan pixel yang begitu rapat sehingga mata kita tidak bisa melihat pixel secara individual. Dulu ketika pertama kali diperkenalkan oleh Apple, Retina display bisa dikategorikan sebagai sesuatu yang “magical”, namun sekarang sudah banyak smartphone dan beberapa tablet yang bahkan jauh melebihi teknologi ini.
Warna dan contrast yang dihasilkan oleh iPad Air juga terbilang baik jika dibandingkan dengan beberapa tablet lain, kamu bisa melihat hal ini ketika memutar film dan melihat warna kulit dari actor yang terlihat lebih natural dan alami.
Namun ini bukan berarti layar iPad sempurna. Entah karena ketipisannya atau kaca yang berbeda, kini tapping menjadi lebih “berisik” dibanding versi sebelumnya. Maksud saya, ketika kamu tap layar cukup keras maka akan muncul sebuah suara seolah-olah kamu sedang tap di sebuah plastik. Ini juga yang menyebabkan banyak orang menyangka bahwa itu bukanlah kaca melainkan plastik.
Apple tidak secara spesifik menyebutkan mengenai teknologi layar iPad, namun dari beberapa petunjuk di internet ada kemungkinan bahwa iPad Air menggunakan kaca Gorilla Glass tetapi tanpa menggunakan merek yang sama. Saya sendiri telah mencobanya dalam 1 minggu tanpa screen guard dan sampai sekarang belum ada 1 guratan pun, bahkan salah satu pengguna YouTube ini mencoba menggunakan pisau dan kacanya tetap tidak tergores.
Hardware
iPad Air tidak akan membuat kamu kagum dengan spesifikasinya, bahkan spesifikasinya dengan mudah dikalahkan tablet dengan harga yang lebih murah. Tapi tetap saja iPad Air adalah tablet paling kencang dan optimal yang bisa kamu dapatkan sekarang.
Untuk kamu pencinta spesifikasi hardware, iPad Air akan membuat kamu kecewa. iPad Air menggunakan prosesor dual core 1.4Ghz dengan RAM sebesar 1GB, dan GPU PowerVR G6430, sebuah spesifikasi yang mudah sekali dikalahkan oleh tablet Android dengan harga yang lebih murah. Tapi apakah ini mempengaruhi performanya? Sama sekali tidak. iPad Air tetaplah tablet tercepat yang bisa kamu dapatkan sekarang.
Jika kamu datang dari latar belakang Android maka kamu akan terbiasa dengan mendapatkan spesifikasi tertinggi dengan harga termurah. Hal ini tidak berlaku bagi produk Apple. Menjadi pengguna iOS berarti kamu tidak perlu pusing dengan yang namanya spesifikasi, yang kamu perlu tahu adalah gadget kamu minimal akan mendapatkan dukungan dari Apple minimal selama 2 tahun. Apple lebih mengejar yang namanya optimisasi ketimbang spesifikasi sehingga iOS dan seluruh aplikasinya mampu berjalan pada memori dan juga spesifikasi yang lebih kecil.
Sebagai contoh iPod Touch Generasi ke 4 dengan memori 256MB dan prosesor 800Mhz dapat melahap game Modern Combat 3. Dengan spesifikasi yang sama kamu bahkan tidak dapat menjalankan Android versi Jelly Bean dengan nyaman. Perlu diingat bahwa hardware dan software iPad berasal dari perusahaan yang sama, ini memungkinkan mereka melakukan integrasi dan kolaborasi dengan tingkat yang jauh lebih efisien.
Namun sayangnya iPad Air tidak datang dengan sensor sidik jari, seperti yang terdapat di iPhone 5s. Fitur ini memungkinkan kamu untuk membuka iPad dengan menaruh jari kamu di tombol home. Absennya fitur ini sebenarnya akan mempunyai pengaruh yang berbeda bagi setiap orang, hanya mereka yang terbiasa menggunakan fitur lock yang akan merasa kehilangan. Bagi mereka yang menggunakan iPad secara kasual (tidak menaruh informasi penting seperti catatan dan email) maka tidak akan ada masalah.
Operating System
iOS 7 adalah operating system yang solid, simple dan mempunyai interface yang indah dengan fokus kepada pengguna. Kombinasi sempurna dengan iPad Air.
iPad Air datang dengan iOS 7 yang merupakan operating system terbaru dari Apple. iOS 7 mempunyai pendekatan yang lebih sederhana, visual yang lebih enak dipandang dan navigasi yang mudah dengan mengorbankan kustomisasi. Kamu dapat membaca lebih jelas mengenai iOS 7 di sini. Secara umum iOS 7 adalah operating system yang cocok bagi kamu yang tidak suka ribet. Semuanya berfungsi dengan baik tanpa banyak kendala bug atau setting yang banyak.
Perdebatan iOS vs Android adalah hal yang panjang dan tidak berujung oleh karena itu saya juga tidak akan menyentuh bagian itu. Saya sendiri telah menggunakan iOS dan Android selama 2 tahun penuh dan saya bisa melihat Android semakin matang semakin ke sini namun iOS untuk sekarang lebih user friendly dan sederhana. iOS sangat mementingkan user experience sehingga pengguna pertama tidak akan kebingungan dalam melakukan segala sesuatu. Namun bagi kamu yang suka utak-atik maka iOS adalah operating system yang membosankan.
Saya dulunya adalah orang yang sangat suka mengutak-atik (pengguna Ubuntu 100% selama 2 tahun) dan Android adalah operating system yang cocok. Menghabiskan waktu seharian untuk melakukan rooting dan kustomisasi lainnya merupakan sesuatu yang menyenangkan. Namun semakin ke sini waktu yang saya punya tidak sebanyak dulu sehingga saya lebih memilih operating system yang bisa bekerja dengan cepat tanpa banyak ribet dan iOS adalah solusi yang lebih masuk akal dalam urusan itu, terutama dengan kemampuan cloud antar platform.
Performa
Setelah menghabiskan 1 minggu penuh dengan iPad Air saya bisa bilang bahwa semua aplikasi dan game ditelan dengan mudah oleh iPad Air
Tentu saja bagian terpenting dari iPad Air adalah bagaimana perfomannya menjalankan aplikasi dan juga game. Setelah menghabiskan 1 minggu penuh dengan iPad Air saya bisa bilang bahwa semua aplikasi dan game ditelan dengan mudah oleh iPad Air, lagi pula ini adalah iPad terbaru jadi memang diharapkan demikian. Bernavigasi antara aplikasi terasa sangat smooth dan tanpa jeda sama sekali. iPad Air juga menunjukkan taringnya ketika membuka e-book pdf penuh gambar dimana kamu bisa bernavigasi dengan lancar dimana Android dengan spesifikasi yang sama terlihat tersendat-sendat (spesifikasi e-book: 85MB, 100 lembar full gambar dan text, true pdf).
iPad Air datang dengan arsitektur 64-bit yang memungkinkan lebih banyak instruksi yang diproses dalam satu waktu. Memang implemetasinya belum akan terasa sekarang namun ke depannya akan lebih banyak game yang menggunakan ini. Untuk sekarang sepengetahuan saya hanya game Infinity Blade III dan iOS 7 yang sudah menggunakan teknologi 64-bit ini secara penuh dan hasilnya sangat mengagumkan. Pengguna iOS memang sudah biasa dimanjakan dengan game dengan grafis kelas atas namun tetap saja Infinity Blade III kembali membawa seri ini ketingkat yang baru.
Hasil benchmark dari Anadtech menunjukkan bahwa performa Apple iPad Air mempunyai nilai lebih besar dari Samsung Galaxy Note 10.1 yang merupakan pesaing terdekat. Galaxy Note 10.1 versi 2014 mempunyai prosesor Quad Core 2.3Ghz dengan memory sebesar 3GB. Di sinilah kekuatan 64-bit Apple mulai terasa, walaupun spesifikasinya lebih kecil namun secara komputasi grafis iPad Air tetap lebih cepat.
Apple juga menggunakan processor tambahan (co-processor) yang diberi nama M7 di iPad Air. Processor tambahan ini berfungsi untuk mengolah gyroscope, compass dan juga accelerometers bahkan ketika iPad sedang dalam mode sleep. Dengan begini processor utama tidak terbebani dan penggunaan baterai pun menjadi lebih irit karena M7 adalah co-processor dengan daya rendah. Ini menjadikan iPad Air sebagai salah satu tablet tertipis dengan daya tahan baterai paling lama atau sekitar 10 jam penggunaan. Saya menggunakan iPad Air untuk browsing ringan, membaca dan bermain game Heroes of Dragon Age secara kasual dan hanya perlu melakukan 1 kali charging setelah 4 hari penggunaan.
Games dan Aplikasi
Untuk urusan gaming, iOS dan iPad Air adalah kombinasi terbaik yang bisa kamu dapatkan.
Pada tahun 2012 saya mengatakan bahwa Android semakin baik dalam hal game karena para developer mulai mengeluarkan game dalam 2 versi iOS dan Android. Tahun 2013 memang menegaskan hal ini namun kebanyakan game yang tersedia untuk iOS dan juga Android adalah game dengan gaya kasual dan freemium. Untuk game yang benar-benar berfokus kepada gameplay dan grafis, iOS masih menjadi juaranya dan terus menguatkan diri sebagai platform nomor 1 untuk mobile gamer.
Ketersediaan game untuk iOS jauh lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Jikapun gamenya tersedia untuk Android, biasanya harus menunggu 3 bulan sampai 2 tahun setelah versi iOS rilis, seperti Plants vs Zombie 2. Selain itu iOS juga punya banyak judul eksklusif seperti Infinity Blade III, Limbo, Deus Ex The Fall (walaupun sudah dikonfirmasi untuk Android namun tetap belum ada sampai sekarang), Oceanhorn, XCOM: Enemy Unknown, Walking Dead: The Game, Joe Danger, Clumsy Ninja, Star Wars: Knight of the old Republic dan ratusan (jika bukan ribuan) judul lainnya.
Banyak dari apps non-game pun tersedia secara eksklusif untuk iOS dan banyak dari iOS apps sudah dioptimisasi untuk tablet sehingga secara interface lebih baik dan bukan sekedar versi smartphone yang dibesarkan saja.
Saya mungkin terdengar seperti Apple fan boy tapi nyatanya saya menggunakan Nexus 4 dan Galaxy 7.7 sebagai gadget utama saya sehari-hari, namun apa yang memang lebih baik harus saya katakan lebih baik. Dan untuk urusan gaming, iOS dan iPad adalah kombinasi terbaik yang bisa kamu dapatkan untuk mobile gaming (kebanyakan game iOS pun sekarang tersedia secara gratis).
Kamera
Saya selalu menganggap kamera di tablet sebagai salah satu fitur yang tidak diperlukan, kalaupun ada maka saya tidak menolak. Kemungkinan besar kamu sudah memiliki smartphone dengan kualitas yang jauh lebih baik dari iPad Air. Kualitas kamera di iPad Air bisa dibilang baik terutama untuk foto yang diambil di luar ruangan. Namun seperti kamera lainnya hasil kamera dalam ruangan terlihat grainy dan juga kurang detil. Untuk ukuran kamera yang akan jarang dipakai (dalam kasus saya) iSight 5MP merupakan penambahan yang manis.
Kamera depannya sebenarnya terbilang cukup bagus untuk digunakan Facetime. Tidak jernih sekali namun tetap jelas, lagi pula jaringan di Indonesia sebenarnya belum sepenuhnya mendukung HD Video Conference jadi walaupun dijejali kamera depan 5MP saya rasa tidak akan gunanya.
Overall, kamera iPad Air terbilang cukup baik untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk sekedar upload ke situs jejaring seperti Instagram dan Facebook dalam ukuran yang kecil (800-1200px). Namun absennya cahaya flash dan buruknya hasil kamera untuk penggunaan dalam ruangan dengan cahaya minim membuat iPad Air lebih optimal digunakan di luar ruangan. Jika masih penasaran dengan kualitasnya maka situs imore telah membuat komparasi antara kamera iPad Air dan iPhone 5s di sini.
Kesimpulan
iPad Air adalah tablet terbaik yang bisa kamu dapatkan sekarang. Tablet ini memiliki ketipisan dan berat yang jauh lebih baik dibanding dengan para pendahulunya dan perubahan tersebut telah membuat experience-nya jauh lebih baik. Tidak ada apps dan games yang tidak bisa ditelan oleh gadget ini dan dari pengalaman sebelumnya iPad Air akan tetap dapat bertahan minimal 2 tahun karena memang begitulah Apple menjaga keseluruhan ekosistemnya dengan update berkala dan juga perhatian terhadap gadget yang sudah tua.
Walaupun begitu iPad datang dengan beberapa kelemahan seperti absennya fitur sensor fingerprint, kaca yang lebih berisik dibanding generasi sebelumnya dan price tag-nya yang cukup mahal. Untungnya kelebihan iPad Air mampu menutupi kelemahannya dan menjadikannya tablet terbaik yang pernah saya gunakan.
Kapan Tersedia di Indonesia: Belum diketahui
Harga: Mulai dari Rp. 6,6 Jt (16GB, Wi-Fi) sampai dengan Rp. 12,5 Jt (128GB, 3G) – Harga diambil dari situs Apple Singapore, akan ada kemungkinan perbedaan sampai dengan satu juta ketika sudah mencapai Indonesia.
Post Review iPad Air – Tablet Terbaik Untuk Mobile Gaming muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.