Uncharted: Fortune Hunter adalah game yang membuat saya agak pusing kepala. Saat pertama kali mencoba, saya merasa game ini cukup menarik dan menjanjikan. Akan tetapi semakin lama saya bermain, semakin saya merasa bahwa saya ingin berhenti bermain. Andai tidak sedang menulis review mungkin saya akan langsung uninstall game ini setelah satu hari saja.
Sebenarnya konsep dasar Uncharted: Fortune Hunter tidaklah buruk. Sebagai game bergenre puzzle, Uncharted: Fortune Hunter punya konten yang cukup variatif dan akan membuatmu memutar otak. Sayangnya konsep saja tidak cukup. Dengan penyajian yang tidak menarik, tingkat kesulitan yang menyebalkan, serta imbalan yang tidak layak, saya tidak bisa mengatakan bahwa game ini bagus.
Tidak terasa seperti Uncharted
Uncharted: Fortune Hunter mengambil sisi paling membosankan dari Uncharted, yaitu puzzle, dan mengubahnya jadi sebuah game terpisah yang sama sekali tidak terasa punya nuansa Uncharted. Di sini kamu akan melihat Nathan Drake dan Victor Sullivan dalam desain ala kartun yang lebih mengingatkan saya pada Unearthed: Trail of Ibn Battuta daripada seri Uncharted betulan.
Tidak ada unsur cerita sama sekali, kamu hanya menyelesaikan puzzle demi puzzle untuk membuka puzzle berikutnya, seperti kumpulan mini game. Kamu akan sering melihat Nate dan Sully, sapaan akrab dua karakter utama itu, bercengkerama, tetapi isi dialognya hanya saling bertukar one-liner tanpa konteks apa pun.
Ya, saya tahu ini hanya game mobile free-to-play. Akan tetapi mengingat ini game mobile bertema Uncharted yang dirilis bersama dengan Uncharted 4: A Thief’s End, saya berharap ada cerita walau hanya sedikit.
Berbeda dengan Nate biasanya yang punya kemampuan atletik hebat serta beragam senjata menarik, Nate di sini terasa lemah dan membosankan. Nate bahkan tidak bisa melompati batu setinggi setengah meter, dan senjata miliknya hanya sebuah pistol. Itu pun hanya digunakan untuk mengaktifkan switch. Mungkin keluhan saya terkesan terlalu “jahat” untuk sebuah game mobile, tetapi itulah risiko mengusung nama francis sebesar Uncharted.
Terlalu banyak trial and error
Uncharted: Fortune Hunter memiliki gaya permainan puzzle turn-based dengan sistem yang agak aneh. Kamu bisa menggerakkan Nate di atas area kotak-kotak seperti game taktik. Satu kali gerakan dihitung sebagai satu “move,” tidak peduli apakah kamu berjalan satu langkah atau sepuluh langkah. Hanya kegiatan berpindah tempat yang dihitung sebagai move. Aksi lain seperti menembak, menekan switch, atau mengangkat benda-benda tidak termasuk.
Bila kamu menyelesaikan puzzle dengan jumlah move tertentu, kamu akan mendapat imbalan bonus berupa kunci harta. Masalahnya sistem penghitungan move seperti ini sangat membingungkan. Misal kamu punya jatah tiga move, pada kenyataannya kamu bisa saja melakukan lebih dari tiga aksi. Mungkin kamu harus menekan switch tiga kali, lalu menembak sesuatu dua kali, dan entah aksi lain apa yang tidak termasuk move.
Kamu juga tidak akan tahu apa efek suatu switch sebelum mencoba menekannya, jadi jangan heran kalau kamu harus mengulang-ulang puzzle lebih dari sekali demi mendapat kunci. Unsur trial and error lebih kuat daripada penggunaan logika, sehingga game ini terasa begitu repetitif untuk dimainkan.
Variatif tetapi menyebalkan
Dari segi variasi puzzle, harus diakui bahwa Uncharted: Fortune Hunter cukup variatif. Ada lebih dari 200 puzzle untuk diselesaikan, dan masih akan bertambah di masa depan. Jenis switch juga bermacam-macam, ada yang harus ditekan, diinjak, ada juga yang harus ditembak. Tidak hanya switch, tetapi kamu juga harus memikirkan penggunaan dinamit, menggeser balok, dan menghindari berbagai jebakan.
Apakah variatif berarti menarik? Tidak juga. Meski variatif, desain puzzle dan jebakan yang ada sering kali malah menyebalkan. Yang paling saya benci adalah jebakan penembak jarum. Tak hanya menembak, jebakan ini juga akan berputar setiap kali kamu melangkah. Kamu harus benar-benar menghitung berapa langkah yang kamu ambil setiap kali move. Kalau tidak, kamu akan mati dan harus mengulang puzzle dari awal.
Kalau jebakan jarum saja dirasa belum cukup menyebalkan, jangan khawatir. Nantinya kamu akan masuk dalam area puzzle yang sangat gelap. Percayalah, jebakan jarum instant kill berputar dalam kegelapan adalah hal yang sama sekali tidak fun.
Imbalan yang tak memuaskan
Setelah menyelesaikan berbagai puzzle, kamu akan mendapat sejumlah uang, bola kristal (orb), keping emas, atau kunci harta. Uang bisa digunakan untuk membeli kostum, membuka puzzle baru, atau membeli orb. Orb bisa digunakan untuk menghidupkan Nate bila mati di tengah puzzle, sementara kunci bisa digunakan untuk membuka peti harta yang akan kamu dapatkan otomatis secara berkala.
Dari tiga jenis imbalan ini, orb adalah imbalan yang paling tidak berguna. Untuk apa menghidupkan Nate dengan orb? Lebih baik ulang puzzle dari awal, efeknya tidak jauh berbeda. Orb bisa dibeli sebagai in-app purchase, tetapi sepertinya membeli maupun tidak membeli hasilnya akan sama saja.
Dengan menghubungkan game ini ke akun PSN milikmu, kamu juga bisa mendapat sejumlah item untuk digunakan di Uncharted 4: A Thief’s End, seperti kostum, weapon skin, dan beragam booster. Malah imbalan untuk Uncharted 4: A Thief’s End lebih menarik daripada imbalan untuk game ini sendiri. Wajar saja sih, namanya juga companion app.
Kesimpulan
Repetitif, menyebalkan, dan tidak rewarding. Kira-kira begitulah kesan yang saya dapat dari memainkan Uncharted: Fortune Hunter. Saya juga sering sekali mengalami crash entah mengapa, jadi rasanya makin menyebalkan lagi.
Mungkin seharusnya Uncharted: Fortune Hunter tidak usah dirilis terpisah, tetapi jadi mini game saja dalam Uncharted 4: A Thief’s End. Kalau kamu main Uncharted 4: A Thief’s End, kamu bisa termotivasi main game ini demi mendapat kostum-kostum bonusnya. Akan tetapi kalau kamu hanya ingin main game puzzle yang berdiri sendiri, masih banyak pilihan lain yang lebih menarik di luar sana.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
The post Review Uncharted: Fortune Hunter – Tantangan Tanpa Imbalan appeared first on Tech in Asia Indonesia.