Setelah penantian panjang oleh banyak gamer di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, akhirnya Harvest Moon: Seeds of Memories rilis untuk perangkat iOS. Tentunya banyak gamer di Indonesia yang menantikan game ini karena teringat popularitas Harvest Moon: Back to Nature yang hadir di PlayStation.
Hadirnya seri terbaru Harvest Moon di smartphone ini menjadi angin segar bagi kamu yang ingin bernostalgia. Dapat dikatakan bahwa Harvest Moon: Seeds of Memories adalah game Harvest Moon pertama di perangkat mobile yang memiliki fitur gameplay yang lengkap, tidak seperti Harvest Moon: Frantic Farming yang dirilis tahun 2009 silam dan berupa game puzzle.
Plot yang Familier
Sesuai dengan janjinya, Natsume benar-benar menghadirkan Harvest Moon: Seeds of Memories dengan gameplay yang akan mengingatkan kamu dengan seri Harvest Moon terdahulu. Kamu diminta untuk memilih karakter utama, laki-laki atau perempuan, mirip dengan Harvest Moon: Boy and Girl. Selanjutnya, kamu akan diminta untuk memasukkan nama serta tanggal kelahiran karaktermu sesuai keinginan.
Kisah Harvest Moon: Seeds of Memories hampir sama dengan Harvest Moon: Back to Nature, yakni tentang menyelamatkan perkebunan. Kurcaci kecil akan mengajak karakter utama untuk merawat kebun beserta isinya dengan tujuan mengembalikan ingatan warga akan adanya perkebunan. Alasan sederhana inilah yang membuat karakter utama setuju untuk tinggal dan merawat kebun.
Dari cerita awal ini, sudah tampak bahwa plot pada Harvest Moon: Seeds of Memories tidak sedalam Harvest Moon: Back to Nature yang mengandalkan kedekatan emosional karakter utama dengan sang kakek, serta keinginan untuk mencari tahu teman masa kecil yang sempat terlupakan. Tokoh utama kali ini tidak jelas asal-usul maupun motivasinya, bahkan serta-merta bersedia menerima tawaran kurcaci yang tidak dapat dilihat oleh orang awam.
Navigasi Layar Sentuh yang Mudah
Natsume berhasil memanfaatkan fitur layar sentuh yang membuat game ini cocok dimainkan di smartphone. Kamu akan diajak bernostalgia menanam berbagai macam sayur mayur, buah-buahan, bunga, dan juga pohon yang nantinya dapat berbuah.
Tidak hanya membajak dan menyiram saja, gamer juga dapat menambahkan pupuk untuk meningkatkan kualitas tanaman. Pilihan pupuknya pun beragam, sehingga perlu jeli untuk memilih yang terbaik.
Selain itu, tidak lupa juga pengalaman untuk merawat ayam, sapi, domba, dan kuda. Hal yang menarik yang dapat ditemukan oleh gamer nantinya adalah kuda yang dirawat dengan baik dapat ditunggangi dan dapat dibawa pergi ke luar perkebunan. Tentunya, hal ini akan semakin menghemat waktu.
Adapun, game ini menerapkan juga sistem waktu yang bergerak cepat di luar ruangan, namun waktu akan berhenti saat memasuki ruangan. Selebihnya, cara berkebun dan beternak hampir sama dengan Harvest Moon: Back to Nature.
Misi untuk Menjalin Hubungan
Selain menjalankan perkebunan, akan ada misi untuk menjalin hubungan dengan warga desa, terutama untuk calon kekasih. Kedekatan dengan warga atau calon kekasih dapat dilihat dari not balok yang perlahan-lahan berubah warna dari gelap menjadi merah. Semakin banyak not balok yang terisi, semakin dekat karakter dengan warga.
Untuk meningkatkannya, kamu perlu untuk lebih sering bercakap-cakap dan mengetahui kesukaan tiap orang dengan mencoba memberikan barang-barang yang sebagian besar berhubungan dengan profesi atau hobi tiap orang. Namun, uniknya, setiap hari tokoh utama hanya dapat memberikan satu barang. Ada dua simbol yang muncul di atas kepala sebagai penanda rasa suka. Pertama, not balok kuning yang berarti menyukai. Kedua, lambang cinta yang berarti sangat menyukai.
Akan ada karakter peramal bernama Tabitha yang dapat memberikan informasi acak tentang kesukaan tiap orang. Ia pun yang nantinya menjadi peramal cuaca menggantikan televisi yang biasanya menyampaikan ramalan cuaca.
Akan ada misi yang dapat dilihat dalam daftar Memories yang perlu untuk dituntaskan. Totalnya ada 150, mulai dari berkenalan dengan para warga hingga membantu memecahkan berbagai permasalahan. Selebihnya, ada beragam hal yang dapat dikerjakan, mulai dari bercocok tanam, memelihara ternak, memancing ikan, menambang logam, dan merawat anjing serta kucing.
Sedangkan untuk urusan menyimpan progres permainanmu, menyimpan data permainan (save) dapat dilakukan di mana saja, tidak terbatas di tempat tidur. Namun, sayang sekali karena game ini belum menyediakan layanan penyimpanan otomatis (auto-save) yang memudahkan gamer untuk menyimpan data, apalagi mengingat game ini dimainkan di smartphone yang bisa saja penuh notifikasi dan distraksi.
Grafis yang Kaku
Sementara itu, grafis game yang ada bisa dibilang terasa sangat kaku. Tampilannya masih 2D lewat perspektif dari atas. Sangat disayangkan mengingat di era mutakhir dengan perkembangan smartphone sekarang ini seharusnya memungkinkan untuk membuat game dengan grafis 3D, namun tetap meninggalkan kesan lucu khas Harvest Moon.
Grafis yang kaku ini seolah membuyarkan ekspektasi akan game Harvest Moon yang menggemaskan dengan grafis yang mengingatkan gamer akan anime atau manga Jepang..
Peta wilayah pun tergambar kurang proporsional saat berada di dalam dan di luar ruangan. Selain itu, akan terasa bahwa beberapa rumah penduduk memiliki desain interior yang sama, terlihat dari penempatan barang-barangnya.
Secara keseluruhan, total wilayah di game ini termasuk sempit karena hanya mengandalkan tiga latar, yaitu perkebunan, pemukiman, dan gunung. Namun, wilayah yang sempit itu memang membuat akses ke mana saja jadi lebih mudah dan menghemat waktu.
Untuk urusan audio, musik latar dibuat dengan aransemen sederhana, namun cukup mampu membangun atmosfer cerita. Akan tetapi, saat pengulangan lagu terdengar perpindahan yang kasar sehingga kurang mengenakkan telinga.
Kesimpulan: Coba Pikirkan Kembali untuk Membeli
Saat ini, Natsume memang baru merilis Harvest Moon: Seed of Memories untuk perangkat iOS. Namun, mereka berjanji akan merilis untuk perangkat Android beberapa bulan ke depan. Sementara itu, untuk PC dan Wii U dikabarkan akan rilis di akhir tahun.
Harvest Moon: Seeds of Memories di perangkat iOS dapat diunduh dengan harga Rp149.000 dan ukuran data sebesar 148 MB. Harganya cukup mahal dan belum sebanding dengan kualitas yang didapat.
Secara keseluruhan, Harvest Moon: Seeds of Memories belum menjawab harapan saya untuk sebuah Harvest Moon berkualitas di perangkat smartphone. Masih banyak hal yang sebenarnya dapat dimaksimalkan, mulai dari inovasi grafis, plot, hingga gameplay. Game legendaris memang dapat dibuat ulang, namun perlu adanya inovasi agar penikmatnya tidak merasa bosan karena monoton.
The post Review Harvest Moon: Seeds of Memories – Sebuah Kenangan yang Kian Meredup appeared first on Tech in Asia Indonesia.