Rasa penasaran saya tergelitik ketika membaca artikel game iOS terbaru di GIA minggu lalu. Inkle Studios, developer yang sukses membuat Glenn ketagihan visual novel game, kembali merilis karya terbarunya yang berjudul Down Among the Dead Men (yang selanjutnya saya sebut dengan Dead Men saja ya karena judul game ini kepanjangan ^_^’)
Dead Men merupakan game hasil adaptasi buku karya novelis Inggris Dave Morris yang memiliki judul sama. Buku ini dirilis pertama kali pada tahun 1993 silam dengan tebal mencapai 300 halaman. Dave Morris menulis kisah petualangan dengan tema bajak laut dan pencarian harta karun yang dikemas dalam format gamebook di dalam novel ini.
Genre gamebook memang telah terbukti menjadi keahlian dari Inkle. Ia kembali membuktikan kepiawaiannya merajut cerita menarik dan berkualitas seperti yang telah dilakukannya pada game 80 Days dan Sorcery! Dead Men lebih mendekati kepada sebuah novel interaktif yang sederhana dan straightforward ketimbang board game yang kita temui pada kedua game tadi. Hal ini dapat dimaklumi karena sejatinya game ini dibuat terlebih dahulu, namun mengalami penundaan perilisan dan malah disalip oleh game lain yang merupakan pengembangan dari gameplay Dead Men.
Kamu akan berperan sebagai seorang pelaut yang tertangkap kapten perompak nan kejam bernama Skarvench. Perompak itu menjadikan kamu tawanan di kapal miliknya dan memperlakukanmu layaknya seorang budak. Tidak tahan akan siksaan dan perlakuan sewenang-wenang Skarvench, beberapa tawanan lain membuat rencana untuk melarikan diri dari kapal tersebut. Kamu yang mendengar rencana para tawanan tadi menawarkan diri untuk membantu rencana pelarian mereka dari kapal itu.
Kisah pelarian kamu selanjutnya akan memiliki banyak sekali cabang dan berbagai macam kemungkinan bisa terjadi. Selama mengikuti kisah perjalanan si tokoh utama, kamu harus memilih bermacam-macam keputusan yang akan menentukan nasib kamu kelak. Semua pilihan di game ini, walaupun tampaknya remeh seperti membeli salib atau memelihara seekor musang, akan mempunyai konsekuensi dan kegunaan masing-masing dalam perjalananmu nanti. Salah memilih maka kamu bisa tewas tertembak pistol, dimakan penduduk asli kanibal, hingga mati digigit vampir (yikes!)
Inkle membuat alur cerita Dead Men dengan sangat baik dan sulit diterka. Saya sendiri sering dibuat terkejut dengan perkembangan cerita walau sudah berusaha untuk berhati-hati dan memilih pilihan yang menurut saya “masuk akal”. Berulang kali saya kecolongan atau salah mengambil keputusan. Ujung-ujungnya saya harus mengulang kembali petualangan dari awal chapter, atau bahkan kembali ke chapter sebelumnya untuk memilih keputusan lain dengan harapan bisa mengubah nasib saya di chapter selanjutnya.
Petualangan yang penuh kejutan ini sayangnya (atau malah untungnya ya?) tidak dibuat lebih kompleks lagi dengan aspek resource management seperti yang ditemukan di game Inkle lainnya. Kamu tidak perlu memusingkan bagaimana mengatur uang yang kamu punya atau berapa hari perjalanan harus ditempuh karena semua sudah dirangkum ke dalam cerita. Kamu cukup memilih salah satu dari berbagai pilihan yang disodorkan di dalam narasi. Hal ini membuat dunia Dead Men terasa lebih tertutup ketimbang 80 Days atau Sorcery! di mana saya lebih leluasa menentukan ke mana akan pergi atau mau diapakan uang yang saya punya.
Yang membedakan Dead Men dari sekedar gamebook biasa adalah elemen RPG yang disisipkan ke dalam permainannya. Di awal cerita, kamu diberi kebebasan untuk menentukan latar belakang si tokoh utama sebelum ia menjadi seorang bajak laut. Apakah kamu seorang pria atau wanita yang sedang menyamar? Apakah kamu sebenarnya adalah perompak tulen, anak gubernur, kaum gypsy, marinir, atau bahkan seorang penyihir? Pilihan-pilihan ini lah yang sangat menentukan alur petualangan dan perkembangan cerita bagaimana kamu bertahan hidup di samudra yang luas dan kejam.
Selain keleluasaan menentukan latar belakang tokoh utama, Dead Men juga memberikan pilihan berupa tingkat kesulitan cerita yang ingin kamu lalui. Pada awalnya saya tidak mengerti bagaimana sebuah novel interaktif bisa mengakomodasi variasi tingkat kesulitan di dalamnya. Namun setelah saya memainkan game ini beberapa kali di tingkat kesulitan yang berbeda, saya baru menyadari bahwa perkembangan cerita juga akan berubah sesuai dengan tingkat kesulitan yang saya pilih.
Latar belakang tokoh dan rangkaian pilihan yang membawa kamu ke happy ending di tingkat kesulitan mudah belum tentu akan membawa hasil yang sama di tingkat kesulitan susah. Kamu bisa melewati beberapa item atau event di dalam cerita untuk tetap memperoleh happy ending. Namun, tingkat kesulitan yang lebih susah akan mewajibkan kamu memiliki item yang sesuai atau menempuh cabang cerita tertentu sebagai syarat keberhasilan petualangan kamu.
Narasi petualangan disampaikan sepenuhnya melalui teks yang tertulis pada perkamen-perkamen kertas. Perkamen ini akan dirajut menjadi sebuah cerita utuh sesuai dengan pilihan yang kamu ambil selama perjalanan. Begitu kamu memulai cerita suatu chapter, kamu harus menyelesaikannya atau gagal di tengah-tengah cerita dulu sebelum bisa mengulang kembali chapter tersebut dari awal. Mengulang chapter lain yang lebih awal akan me-reset kembali perkembangan cerita di semua chapter setelahnya. Kamu juga bisa share progress petualangan kamu melalui tombol tweet di akhir setiap chapter, tapi fitur ini kurang bermakna dan tidak ada manfaat apa pun terhadap permainan kamu.
Petualangan Dead Men terdiri dari tujuh chapter dengan tambahan bab pembuka dan penutup yang tidak mempengaruhi cerita. Saya berhasil menamatkan satu rangkaian cerita petualangan bajak laut pertama saya dalam waktu satu jam lebih dengan membaca seksama semua teks yang ada. Ketika saya mengulang kembali permainan, saya dapat menamatkan game ini dengan lebih cepat karena saya langsung skip beberapa bagian sama yang pernah saya lalui sebelumnya. Biasanya saya akan menjajal semua pilihan di gamebook yang saya baca, namun rasanya saya tidak akan sanggup melakukan hal itu di Dead Men karena Inkle mengklaim terdapat sekitar dua ribuan pilihan di petualangan ini (O_O;)
Navigasi di dalam kisah Dead Men dibuat simpel. Sangat simpel hingga game ini tidak menyediakan bagian khusus untuk menerangkan bagaimana kamu harus bernavigasi di dalam permainan. Kamu cukup tap di perkamen-perkamen kertas yang ada untuk merajut kisah petualanganmu dan bolak-balik ke bagian chapter yang sudah kamu lalui.
Mengikuti kisah petualangan di sini terasa layaknya membaca sebuah novel gamebook. Kamu tidak akan mendengar iringan lagu atau efek suara apa pun selain suara kertas dari perkamen yang ada. Tampilan visual disajikan dengan gaya minimal tanpa efek berlebihan. Walau jauh dari kesan mentereng, saya tetap dapat menikmati kisah petualangan di Dead Men dengan santai dan nyaman.
Dead Men dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau seharga Rp 12.000 di App Store. Harga ini tentunya jauh lebih murah daripada harga sebuah novel di toko buku kesayangan kamu. Terlebih lagi, digitalisasi memungkinkan genre gamebook untuk berkembang lebih jauh tanpa batasan jumlah halaman buku. Kamu dapat menikmati banyak sekali perbedaan cerita di setiap perubahan pilihan yang kamu ambil ketika berulang kali memainkannya.
Kamu tidak akan menemukan visual effect yang wah maupun dorongan adrenalin seperti ketika memainkan game lain yang sama-sama bertema bajak laut seperti direkomendasikan oleh Risky. Namun bagi kamu penikmat cerita berkualitas dengan imajinasi yang luas, Down Among the Dead Men layak untuk masuk ke dalam koleksi kamu.
Apple App Store Link: Down Among the Dead Men, Rp. 12000
Post Review Down Among the Dead Men – Ambil Keputusan Penting & Terima Konsekuensinya muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.