Overkill Mafia adalah game dengan tipikal yang mirip seperti shooter arcade yang booming tahun 1990′an, Time Crisis. Kamu akan menemui musuh-musuh yang muncul di tempat yang tidak terduga secara tiba-tiba, menahan diri untuk tidak salah menembak ke arah hostage (para sandera), dan harus jeli melihat setiap power-up yang memiliki ukuran kecil. Meski identik, namun feel permainan kedua game tadi sungguh berbeda. Dengan mengusung tema mafia tahun 1920′an, dijamin kamu akan mengalami petualangan yang seru sebagai seseorang yang berambisi menjadi legenda mafia sejagat raya.
Untuk menjadi legenda mafia, kamu harus menyelesaikan tiap stage yang ditugaskan kepada kamu dengan cara membunuh musuh dalam jumlah yang ditargetkan. Setiap stage memiliki tempat yang statis, kamu tidak akan menemui animasi perpindahan ruangan ala Time Crisis.
Dari segi action-nya, kamu tidak disediakan tombol bersembunyi, artinya kamu harus secepat mungkin membunuh musuh yang muncul di layar sebelum para musuh menghabisi HP kamu terlebih dahulu. Untuk membidik musuh, kamu cukup menggerakkan virtual D-pad di sisi sebelah kiri layar. Sedangkan untuk menembak, cukup tap tombol action di sisi kanan layar. Setiap jenis senjata yang kamu tembakkan memiliki recoil yang berbeda-beda dan memiliki peluru yang tidak terbatas.
Cukup berbicara soal teknis permainannya. Karena ada teori yang mengatakan bahwa manusia lebih senang mendengarkan kabar buruk terlebih dahulu baru kemudian kabar baik belakangan, maka saya akan jabarkan keburukan game ini terlebih dahulu baru kemudian sisi positifnya.
Problem utama yang saya temui ketika memainkan game ini awal-awal adalah kontrol yang sulit. Kamu akan merasakan betapa sulitnya melakukan aim (membidik) secara akurat dan cepat menggunakan layar touchscreen (klasik sih sebenarnya). Kejadian nyata yang saya alami adalah saya menggeser D-pad secara pelan-pelan agar saya bisa membidik musuh dengan tepat, efek yang bisa langsung saya rasakan adalah musuh sudah terlebih dahulu dapat menembaki saya.
Kebalikannya, apabila saya terburu-buru menggeser arah bidikan dan langsung melakukan tembakan ke arah musuh maka presisi saya akan sangat berkurang jauh ditambah lagi saya kehilangan beberapa peluru di senjata saya secara sia-sia. Untungnya proses adaptasi yang saya lakukan selama kurang lebih dari setengah jam sudah membuahkan hasil dengan fakta bahwa saya bisa membidik musuh secara lebih akurat dan cepat walaupun tidak sesempurna membidik musuh menggunakan mouse di berbagai game shooter PC.
Memang rasanya kurang sreg membandingkan Overkill Mafia dengan game shooter PC, namun dengan pemahaman seperti barusan seharusnya Craneball selaku developer melakukan adaptasi cara menembak di game ini. Seperti contohnya, membuat musuh lebih lama dalam melepaskan tembakan atau menambahkan fitur auto aim apabila crosshair kita sudah dalam lingkup badan musuh.
Masih mengenai hal buruk, di Overkill Mafia kamu akan dipaksa untuk grinding agar bisa menaklukkan stage yang lebih tinggi. Perbedaan tingkat kesulitan antara sebuah stage dengan stage yang satu tingkat persis di atasnya bisa dibilang memiliki jurang yang lebar, sangat mencolok perbedaannya. Ibaratnya, tingkat kesulitan di stage ke-5 memiliki level normal namun begitu kamu beranjak ke stage ke-6 tingkat kesulitannya langsung berasa ke level very hard.
Untuk mengatasi masalah tersebut mau tidak mau kamu harus grinding agar kamu mendapatkan uang untuk bisa membeli senjata dan armor. Senjata di sini memiliki biaya yang mahal, di beberapa stage awal saya perlu mengulangi stage yang sudah saya menangkan sekitar tiga kali untuk bisa membeli senjata jenis baru. Itu pun dengan ditambah catatan bahwa saya belum melakukan upgrade untuk senjata tersebut yang mana biaya untuk melakukan upgrade juga tidak sedikit.
Lebih parahnya lagi, ketika kamu melakukan upgrade senjata, kamu diberikan waktu tunggu yang bisa mencapai hingga 30 menit lebih untuk senjata level rendah.. aduh. Masih belum ditambah dengan biaya membeli armor yang terdiri dari topi, baju, dan celana. Jangan anggap remeh armor tersebut karena HP kamu di game ini terbilang sangat tipis bila armor kamu tidak mumpuni. Membeli armor di game ini adalah harga mati supaya kamu tidak benar-benar cepat mati di game ini.
Hal terakhir yang bagi saya cukup buruk adalah ada beberapa item yang hanya bisa dibeli menggunakan mata uang liquor (mata uang premium) yang hanya bisa didapat melalui kenaikan level atau melalui IAP saja. Contohnya ketika kamu ingin membeli baju grade 4, maka kamu tidak akan menemukan pilihan membeli dengan mata uang in-game biasa.
Lebih buruknya lagi, apabila kamu tidak membeli baju grade 4 tersebut maka kamu tidak akan bisa membeli baju grade 5 dan seterusnya padahal upgrade baju adalah hal yang vital. Sebetulnya, setiap kamu menaikkan level, kamu akan mendapatkan 2 liquor secara cuma-cuma. Bagi kamu yang masih memiliki level rendah, mendapatkan liquor akan terasa mudah karena menaikkan level masih merupakan tugas yang mudah.
Namun, apabila kamu sudah beranjak ke level tinggi maka mendapatkan liquor secara cuma-cuma adalah tugas yang berat. Nah, apabila kamu ingin mendapatkan liquor dengan melewati jalur IAP, maka biaya yang harus kamu keluarkan adalah sebesar Rp 23.000 untuk 30 liquor. Sedangkan upgrade senjata level menengah saja rata-rata memerlukan 23 liquor, cukup boros. Hmm… saya mulai berpikir bahwa kita bagaikan diperas oleh mafia sungguhan di game ini.
Cukup sudah membicarakan hal buruk di game ini, saatnya kita beralih ke hal positif yang bisa kita dapatkan. Karena pada dasarnya saya menyukai tantangan, saya menyukai unsur ‘kejelian’ yang ditawarkan di game ini. Kamu dihadapkan dalam dunia yang terdiri dari 3 warna saja yaitu merah, hitam, dan putih. Musuh-musuh kamu akan muncul dengan warna yang menyatu dengan background dan kamu harus jeli serta sigap dalam menanggapi kehadiran mereka. Tidak hanya musuh, kamu juga harus jeli dalam melihat setiap power-up yang tiba-tiba muncul di layar. Ukuran mereka sangat kecil dan hanya muncul beberapa detik saja, sehingga kamu harus jeli dan cekatan agar kamu bisa mendapatkan power-up yang muncul. Power-up yang ada terdiri dari peningkatan accuracy, armor tambahan, heal, regeneration, gank support, dan additional fire rate.
Menyoroti grafis, selain berpengaruh pada gameplay yang membuat kita harus jeli, sesuai dengan estetikanya grafis di sini membuat game ini menjadi indah untuk dilihat dan tergolong artistik. Jarang sekali saya menemukan game dengan gaya seperti ini di mobile. Setiap goresan outline terlihat sangat tajam kemudian perpaduan warna merah, hitam, dan putih dapat berdampingan secara baik sehingga sangat cocok dikaitkan dengan tema mafia yang tergolong tema zaman dahulu. Yang saya kagumi lagi adalah dari segi voice acting para pengisi suara yang sangat menjiwai peran mereka sebagai mafia. Kamu akan merasakan berdialog dengan mafia sungguhan langsung melalui smartphone kamu.
Kembali sejenak ke persoalan upgrade senjata. Walaupun memerlukan waktu yang lama dan biaya tidak sedikit, upgrade senjata di Overkill Mafia sangatlah detail. Kamu bisa melakukan upgrade dari sisi peredam, gagang senjata, pelatuk, hingga bodi atas senjata. Ibarat kamu sedang melakukan upgrade terhadap senjata mafia sungguhan langsung melalui smartphone kamu (lagi… :D).
Garis besar yang bisa disimpulkan adalah sisi positif dan negatif Overkill Mafia memiliki porsi yang cukup berimbang. Gameplay yang ditawarkan termasuk seru meskipun minus kontrol yang memerlukan adaptasi khusus. Masalah grinding yang ada sudah cukup umum kita jumpai di sejumlah game mobile masa kini, namun masalah pemerasan IAP menjadi hal yang sulit diterima. Tapi berhubung kamu bisa mengunduhnya secara gratis, paling tidak itu bisa menjadi pelipur lara bagi masalah terakhir tadi. So, sudah siapkah kamu menjadi legenda mafia di Overkill Mafia?
Apple App Store Link: Overkill Mafia, Gratis
Google Play Link: Overkill Mafia, Gratis
Post Review Overkill Mafia – Sensasi Menjadi Mafia Sungguhan Melalui Game Ini muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.