Update – Sinopsis
Setelah mempublikasikan review ini, saya mendapatkan beberapa masukan yang menurut saya cukup menarik. Salah satu masukan serta kritik yan paling menyentil saya adalah komentar tentang absennya sinopsis cerita dari game ini, padahal 999 adalah game yang sangat menjual unsur storyline. Tadinya saya menghindari sinopsis karena takut akan menyinggung spoiler, tapi akhirnya saya putuskan untuk mencoba membuat sinopsis dari game ini tanpa memberikan spoiler sama sekali. Enjoy.
999 menceritakan tentang kejadian misterius yang dialami Junpei, seorang mahasiswa yang berusia 21 tahun. Pada saat game baru dimulai, Junpei terbangun dan menemukan dirinya berada di sebuah ruangan yang nampak seperti kabin kapal. Dalam keadaan masih kebingungan, di hall utama kapal tersebut, Junpei bertemu dengan 8 orang lain yang mengalami nasib yang sama dengan dirinya.
Tidak lama kemudian, muncul pengumuman dari seorang dengan nama Zero yang mengatakan kalau mereka sekarang terjebak dalam sebuah permainan yang disebut Nonary Game. Dalam permainan ini, ke-9 orang tersebut harus memecahkan puzzle yang tersebar dibalik 9 pintu dalam waktu 9 jam saja. Dari situlah dimulai perjalanan Junpei dan ke-8 orang peserta lainnya dalam berusaha melarikan diri dari situasi yang menjebak mereka ini.
999 adalah game dengan cerita yang penuh dengan misteri dan plot twist. Dalam game ini juga kamu akan menemukan banyak sekali pengetahuan umum yang tidak akan kamu temukan di buku pelajaran biasa. Penasaran lebih lanjut tentang game ini, baca ulasan lebih lanjut mengenai 999 di bawah.
Original Review
Video game, seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, sudah menjadi salah satu media paling baik untuk menyampaikan cerita. Berbagai gaya penyampaian cerita dapat ditemukan di berbagai genre game, mulai dari gaya konvensional dengan menggunakan teks, gaya modern dengan menggunakan cutscene, sampai ke penyampaian cerita dengan gaya interaktif dan unik yang disampaikan melalui gameplay. Bagaimanapun cara penyampaiannya, tidak bisa dipungkiri bahwa di usianya sebagai sebuah media yang bisa dibilang muda, video game sudah banyak sekali menyampaikan kisah yang luar biasa kepada penggemarnya.
Sebagai penggemar naratif dalam game, tentunya saya pribadi punya beberapa game dengan cerita favorit, dan salah satu game yang menurut saya memiliki cerita yang paling bagus dibandingkan dengan kisah fiksi manapun adalah 999: Nine Hours, Nine Persons, Nine Doors (selanjutnya saya singkat menjadi 999). 999 sendiri adalah sebuah game gabungan antara visual novel dan puzzle yang dirilis untuk NDS pada tahun 2010 lalu. Game ini cukup populer karena ceritanya yang luar biasa bagus, puzzle yang cerdas, serta suspense yang diberikan melalui cerita serta gameplay yang dimilikinya.
Minggu lalu, masterpiece untuk NDS ini akhirnya mendapatkan porting untuk iOS dengan judul 999: The Novel. Sebenarnya versi iOS ini sudah tersedia semenjak Mei 2013 di Jepang, namun baru minggu lalu game ini tersedia untuk gamer di luar Jepang. Lalu bagaimanakah kualitas port ini dibandingkan dengan versi aslinya, langsung saja cek review berikut ini.
Sebuah Kepingan Besar Yang Hilang
Seperti yang sempat saya singgung di atas, hal yang membuat 999 begitu spesial adalah cerita yang dimiliki, serta puzzle dengan kualitas yang bisa dibandingkan dengan game seperti The Room. Sayangnya, versi iOS dari 999 malah menghilangkan seluruh bagian puzzle yang ada di versi aslinya. Sesuai dengan judulnya, 999: The Novel ini jadi lebih mirip buku interaktif daripada sebuah video game. Puzzle yang sebelumnya merupakan bagian paling memuaskan sekaligus bikin pusing, hanya diganti dengan kata-kata singkat seperti screenshot di bawah, tentu saja hal ini sangat berpengaruh dengan perasaan penuh achievement yang bisa kamu rasakan jika memainkan versi aslinya.
Absennya puzzle dalam 999: The Novel sudah tentu merupakan hal yang sangat disayangkan. Kelebihan terbesar dari 999 menurut saya pribadi adalah bagaimana game ini bisa merelasikan gameplay dan cerita dengan sangat kompak. Salah satu contohnya adalah bagaimana pada salah satu poin dalam permainan saya, game ini menyuruh saya untuk menyelesaikan puzzle yang ada dengan keadaan NDS yang dibalik, dan hal itu dijelaskan secara tidak langsung melalui cerita dalam game.
Lihat Juga: Mekanisme Gameplay Yang Bisa Mempengaruhi Perasaan Pemainnya
Memang sangat disayangkan beberapa bagian terbaik dari game ini hanya tergantikan dengan narasi singkat saja. Meskipun begitu, kualitas cerita dan writing yang ada dalam 999 tentu saja tetap terbawa ke dalam porting bertajuk 999: The Novel ini. Jadi kalau kamu ingin menikmati cerita yang ada di game ini, atau menjadikan game ini sebagai pembuka penjelasan cerita kamu sebelum memainkan sequel-nya yang tersedia untuk 3DS dan PS Vita, maka 999: The Novel merupakan pilihan yang tepat untuk kamu coba.
Munculnya Kepingan Baru Yang Sangat Membantu
Meskipun kehilangan salah satu bagian paling penting dari game aslinya, 999: The Novel memberikan suatu hal baru yang tidak bisa kamu temukan di versi asli game ini. Hal yang saya maksud adalah fitur flowchart yang sebelumnya ditemukan di Virtue Last Reward, sequel dari 999 untuk PS Vita dan 3DS.
Fitur flowchart ini berfungsi untuk membantu kamu dalam melalui percabangan cerita yang ada di 999. Ya, layaknya game bergenre visual novel lainnya, 999 juga memiliki percabangan cerita disertai dengan 6 buah ending. Hebatnya lagi, masih berhubungan dengan bagaimana game ini bisa menghubungkan gameplay dengan cerita, dalam 999 ada alasan yang dijelaskan dalam cerita game ini mengenai kenapa game ini memiliki percabangan cerita serta multiple endings.
Dalam 999 versi NDS, kamu harus mengulang dari awal setiap kali mendapatkan sebuah ending (meskipun kamu dapat langsung skip percakapan yang sebelumnya sudah kamu lewati). Hal ini tentunya cukup membosankan, oleh karena itu diimplementasikannya flowchart ke dalam 999: The Novel merupakan sesuatu yang luar biasa. Tidak hanya menghilangkan bagian game yang tidak penting, flowchart juga sangat membantu kamu untuk mendapatkan berbagai ending dan percabangan cerita yang ada di 999: The Novel.
Selain flowchart yang sudah terbukti sangat membantu jalannya permainan, salah satu hal yang menarik dari versi iOS ini adalah bagaimana game ini menunjukkan percakapan antar karakter. Jika dalam 999 versi asli percakapan antar karakter muncul layaknya visual novel biasa, maka dalam 999: The Novel percakapan muncul dengan gaya seperti komik. Selain enak dilihat, hal ini juga cukup memudahkan pemain dalam membaca dialog antara karakter yang ada.
Porting Dengan Grafis HD
Sehebat-hebatnya NDS sebagai alat untuk bermain game, tidak bisa dipungkiri bahwa handheld Nintendo yang satu ini memiliki spesifikasi hardware yang cukup rendah, apalagi jika dibandingkan dengan berbagai gadget berbasiskan iOS yang ada. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat 999 mendapatkan porting untuk iOS, kualitas artwork dalam game ini pun ditingkatkan menjadi sesuai dengan resolusi yang dimiliki iPhone.
Sayangnya, game ini memang betul-betul didesain untuk dimainkan dengan menggunakan iPhone saja, sedangkan saya memainkan game ini dengan iPad, saya harus melakukan zoom agar tampilan game dapat lebih sesuai dengan ukuran layar iPad. Bahkan setelah zoom pun, game ini masih belum memenuhi layar iPad. Selain itu beberapa bagian ujung dari game ini juga nampak terpotong, meskipun tidak terlalu mempengaruhi permainan, hal ini terkadang cukup mengganggu. Mungkin saja jika dimainkan menggunakan iPhone, 999: The Novel bisa tampil dengan lebih maksimal.
Satu hal yang mungkin dilewatkan beberapa gamer dari 999: The Novel adalah fakta bahwa game ini dapat dimainkan baik secara portrait maupun landscape. Saya pribadi jauh lebih merekomendasikan kamu untuk memainkannya dalam posisi landscape, karena saat dalam posisi portrait beberapa ilustrasi pada background akan terpotong dan itu mungkin saja bisa mengurangi pemahaman kamu tentang cerita dalam game ini.
Verdict: Pintu Mana Yang Kamu Pilih?
Jadi, apakah 999: The Novel merupakan game yang pantas dimainkan. Jawabannya cukup bervariasi sebenarnya.
Jika kamu memiliki Nintendo DS atau 3DS, saya jelas lebih merekomendasikan 999 versi original untuk kamu mainkan. Tapi kalau kamu tidak memiliki kedua handheld tersebut dan hanya ingin menikmati cerita yang luar biasa bagus, atau ingin main sequel dari game ini namun butuh pemahaman tentang cerita awalnya, maka 999: The Novel merupakan game yang wajib kamu beli.
Lalu bagaimana kalau kamu pernah memainkan versi aslinya? Apakah versi iOS ini cukup worth untuk dimainkan? Tentu saja iya, selain untuk sekedar nostalgia, versi iOS ini juga sangat cocok untuk menyegarkan ingatanmu tentang cerita dari masterpiece ini. Apalagi harga dari game ini menurut saya tidaklah terlalu mahal dibandingkan dengan experience yang ditawarkan.
Note: 999: The Novel ternyata ditarik dari Apple App Store Indonesia. Sebelumnya game ini memang tersedia di Indonesia dengan harga Rp 49.000. Belum diketahui alasan kenapa game ini ditarik. Untuk sementara bila kamu ingin menikmati game ini, silakan download melalui Apple App Store Amerika.
Apple App Store Link: 999: The Novel, $4,99
Post [Update] Review 999: The Novel – Kisah Fenomenal Dengan Kepingan Puzzle Yang Hilang muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.