Felix Kjellberg alias PewDiePie bisa dibilang merupakan figur selebritas online yang sangat lekat dengan dunia gaming. Meskipun sudah tidak merilis video bertema game serutin dulu, namun ia masih dianggap sebagai selebritas YouTube yang memiliki pengaruh tinggi bila dihubungkan dengan game.
Setelah tahun lalu tampil dalam game berjudul PewDiePie’s: Legend of Brofist kali ini nama PewDiePie kembali muncul melalui game keduanya yang berjudul PewDiePie’s Tuber Simulator. Dikerjakan oleh developer yang sama dengan proyek game sebelumnya, yakni Outerminds, kali ini PewDiePie “menjual” sebuah game simulasi manajemen yang sebetulnya tidak banyak menawarkan hal baru dibanding game sejenis lainnya.
Lantas apakah game free-to-play untuk Android dan iOS ini bisa dibilang berhasil meskipun terkesan menumpang kebesaran nama PewDiePie? Simak ulasannya di sini.
“YouTube” simulator yang menginginkan kamu menonton video iklan
Pernah mendengar game YouTubers Life atau Vlogger Go Viral? Jika sudah dan pernah memainkan kedua game tersebut, mungkin kamu familier dengan konsep permainan simulasi kreator video online yang diusung PewDiePie’s Tuber Simulator. Dalam game kasual ini, kamu diajak meniti karier sebagai kreator video online yang kelak menyalip popularitas PewDiePie.
Sama seperti indikator popularitas kreator YouTube di dunia nyata, jumlah angka subscriber menjadi patokan seberapa besar popularitas kamu di dalam game. Semakin sering kamu menghasilkan video, maka semakin banyak pula penonton yang menjadi subscriber.
Uniknya, di sini jumlah berapa kali video kamu ditonton menjadi semacam mata uang untuk membeli beragam item penghias ruangan. Semakin tinggi “level” popularitasmu, semakin beragam pula fitur dan item hiasan ruangan yang tersedia dalam permainan.
Meskipun dilabeli sebagai game manajemen, namun inti permainan PewDiePie’s Tuber Simulator sebetulnya lebih mendekati game idle. Tidak seperti YouTubers Life yang mirip The Sims, waktumu dalam game PewDiePie’s Tuber Simulator lebih banyak dihabiskan dengan kegiatan menunggu dan memilih keputusan yang kamu inginkan.
Dikarenakan game ini mengharuskan pemainnya menunggu (entah itu menunggu item datang atau videomu rampung dipublikasikan), Outerminds menyadari betul bahwa pemain pasti akan mengambil jalan pintas apa pun agar mereka tidak tertahan waktu tunggu yang lama.
Oleh karena itu, Outerminds menyelipkan skema menonton video iklan untuk mempersingkat waktu bermain kamu. Meskipun sifatnya opsional, namun karena saya tidak memiliki banyak pilihan, otomatis opsi menonton iklan tadi menjadi begitu menggiurkan untuk diambil.
Tak melulu soal menunggu, tapi juga soal menghias
Kustomisasi ruang bisa dibilang merupakan nilai jual utama dari permainan PewDiePie’s Tuber Simulator. Pemain dibebaskan menghias ruangan dalam game layaknya seorang desainer interior agar mencerminkan tema video yang selama ini mereka fokuskan. Entah itu menjadi kreator video online di bidang kecantikan, lelucon alias prank, gaming, dan lain-lain.
Outerminds juga menyertakan fitur konektivitas online agar para pemain bisa tersambung satu sama lain dan saling mengunjungi ruang kerja untuk mendapat hadiah. Lewat fitur ini, kamu bisa melihat seberapa jauh perkembangan karakter milik teman-teman dengan melihat aneka perabotan yang menghias ruangan mereka.
Jenis perabotan ruang game ini ditentukan dari progres level karakter. Semakin tinggi level karaktermu, semakin bermacam pula item yang bisa dibeli. Masalahnya, semakin tinggi level barang tersebut, semakin lama pula proses pengiriman barangnya.
Repetitif di tingkat yang lebih lanjut
Meskipun proses menghias ruang dalam game ini cukup menarik, namun sayangnya permainan PewDiePie’s Tuber Simulator terasa begitu repetitif di tingkat yang lebih tinggi. Di sini kamu memproduksi sebuah video, menunggu, karaktermu naik level, membeli barang baru, menunggunya datang, dan begitu terus berulang-ulang.
Mungkin karena sadar dengan betapa repetitifnya alur permainan game ini, developer Outerminds menyertakan mini game sampingan yang sekaligus berfungsi untuk memotong lamanya durasi pengiriman barang.
Terus terang mini game ini tidak banyak membantu karena di level barang yang lebih tinggi, harga yang harus saya bayarkan untuk satu kali bermain mini game sangatlah mahal. Mahalnya bermain mini game ini membuatnya semakin jarang tersentuh di tingkat permainan yang lebih tinggi, sehingg saya lebih cenderung menutup PewDiePie’s Tuber Simulator dan beralih ke game lainnya selagi menunggu.
Akibat skema permainannya tadi, PewDiePie’s Tuber Simulator terus terang lebih cocok dijadikan hiburan selingan karena lebih sering menempatkan pemain di posisi yang pasif. Saya pribadi berharap agar sang developer menambahkan hal lainnya, seperti peristiwa acak (random event) atau mini game tambahan, agar permainan semakin terasa seru.
Presentasi cukup oke untuk sebuah game yang dangkal
Sama seperti game PewDiePie: Legend of the Brofist, dari segi presentasi, saya akui PewDiePie’s Tuber Simulator memiliki kualitas yang sangat bagus untuk sebuah game mobile. Hal tersebut tak lepas dari kombinasi grafis piksel yang solid dan sedikit lebih baik dibandingkan game PewDiePie sebelumnya.
Untuk soal tata suara, sayangnya Outerminds hanya menyediakan tiga musik pengiring, yaitu pada bagian intro, game utama, dan mini game. Meskipun terdengar oke, namun sayangnya musik jenis chiptune yang diperdengarkan terasa begitu repetitif sehingga terasa menjemukan.
IAP opsional dengan harga terjangkau
Dalam PewDiePie’s Tuber Simulator, IAP bukanlah suatu halangan agar kamu bisa menjadi selebritas video online nomor satu di dunia game. Game ini memiliki satu mata uang premium bernama Bux yang digunakan untuk mempersingkat waktu bermain, membeli item premium, dan memperluas ruangan karaktermu.
Seratus lembar Bux dalam game ini diharga Rp14.000. Dengan uang IAP sebanyak itu saja, kamu sudah bisa memangkas waktu pengiriman barang dan mendapat item seperti baju, meja, serta komputer untuk menghias tampilan karaktermu.
Keberadaan Bux dalam game ini sepenuhnya opsional karena bisa didapat secara pelan-pelan dengan cara terus bermain. Jadi kamu tidak harus mengeluarkan uang sepeser pun, kecuali bila memang mengejar progres bermain secara instan.
Kesimpulan: game “sampingan” yang potensial jika saja…
Saat ulasan ini dipublikasikan, saya masih menjadikan PewDiePie’s Tuber Simulator sebagai game sampingan yang terkadang masih saya mainkan sewaktu-waktu. Hal ini bukan karena saya jenuh dengan permainannya, tetapi karena akses bermain game jadi berkurang gara-gara durasi waktu tunggu yang semakin lama di tingkat lebih tinggi.
Lamanya waktu tunggu menjadi salah satu hal yang cukup disayangkan, karena mengurangi keasyikan bermain PewDiePie’s Tuber Simulator. Andaikan game ini tak hanya sebatas bikin video dan menghias ruangan, seringnya aktivitas menunggu mungkin tak akan menjadi soal bagi saya, selama saya lebih aktif lagi diikutsertakan dalam permainan.
Secara keseluruhan, PewDiePie’s Tuber Simulator adalah game simulator dengan penilaian yang biasa-biasa saja di mata saya. Penilaian saya mungkin berbeda dengan kamu bila kegiatan menunggu dan tak melakukan banyak hal adalah hal yang kamu cari dalam sebuah game. Jika memang itu game yang kamu mau, silakan unduh PewDiePie’s Tuber Simulator lewat tautan di bawah.
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)
The post Review PewDiePie’s Tuber Simulator – Simulasi Desainer Interior appeared first on Tech in Asia Indonesia.