Quantcast
Channel: iOS Reviews – Tech in Asia Indonesia
Viewing all articles
Browse latest Browse all 284

Review Steins;Gate – Rekonstruksi Alam Semesta

$
0
0

Steins;Gate adalah visual novel yang merupakan bagian dari seri Science Adventure karya Nitroplus dan 5pb. Pertama kali dirilis pada tahun 2009, hingga kini Steins;Gate sudah menyambangi setumpuk platform, mulai dari Xbox 360, PSP, PS Vita, PS3, PS4, PC, hingga mobile. Baru-baru ini Steins;Gate telah dirilis dalam bahasa Inggris untuk iOS dan Steam, sehingga makin memudahkan akses bagi mereka yang belum pernah memainkannya.

Banyaknya jumlah platform yang didukung adalah bukti bahwa Steins;Gate bukan game sembarangan. Bila saya ditanya judul favorit untuk cerita bertema time travel, saya pun tak akan ragu menjawab dengan Steins;Gate. Game ini akan membuatmu merasa lekat dengan para tokohnya, melemparmu ke dalam spiral konspirasi penuh dilema, lalu membangkitkan gejolak emosi yang akan membekas lama dalam ingatan.

Penemuan besar dari ruangan kecil

Steins;Gate | Screenshot 1

Cerita dalam Steins;Gate dimulai dengan cukup bersahaja. Tokoh utama game ini adalah Okabe Rintaro, seorang mahasiswa yang suka berkhayal dan menyebut dirinya sebagai ilmuwan gila. Bersama dengan ahli komputer bernama Hashida Itaru dan gadis kikuk bernama Shiina Mayuri, mereka mendirikan laboratorium kecil untuk bereksperimen terhadap benda-benda elektronik.

Lewat sebuah kebetulan luar biasa, mereka tak sengaja menciptakan sebuah mesin waktu sederhana dari hasil modifikasi sebuah handphone dan microwave. Meski masih sangat primitif, mesin waktu tersebut terbukti benar-benar bisa mengubah masa lalu. Dengan bantuan Makise Kurisu sang gadis jenius, Okabe pun terus melakukan eksperimen demi memahami cara kerja mainan barunya.

Steins;Gate | Screenshot 2

Layaknya kisah-kisah bertema time travel lainnya, penemuan mesin waktu tersebut kemudian malah mendatangkan petaka. Okabe dan kawan-kawan terjerumus dalam konspirasi besar ulah organisasi SERN. Dengan segala keterbatasan, mereka harus berjuang untuk menghindari bencana besar yang membuat dunia di masa depan menjadi distopia.

Terjerat efek kupu-kupu

Steins;Gate memiliki cerita yang sangat berkaitan erat dengan fenomena butterfly effect (efek kupu-kupu). Pada prinsipnya, suatu perubahan sangat kecil di masa lalu sudah cukup untuk menghasilkan dampak luar biasa di masa depan. Fenomena ini muncul dalam gameplay Steins;Gate sebagai sistem bernama Phone Trigger.

Steins;Gate | Screenshot 3

Di titik-titik tertentu dalam cerita, Okabe akan mendapat kiriman email atau telepon dari karakter-karakter lain. Kamu bisa memilih untuk menerima email dan telepon tersebut, atau mengabaikannya. Pilihan tindakanmu inilah yang akan menentukan percabangan jalan cerita, dan akhirnya mempengaruhi ending yang kamu dapatkan.

Sistem Phone Trigger menjadikan rute ending dalam Steins;Gate cukup kompleks, sebab banyak sekali email maupun telepon yang akan kamu terima. Tak hanya itu, setiap email biasanya menyediakan lebih dari satu opsi jawaban.

Steins;Gate memiliki enam ending yang jauh berbeda. Butuh waktu dan usaha lumayan keras untuk melengkapi semua ending yang ada.

Steins;Gate | Screenshot 4

Banyaknya variasi cerita membuat game ini terasa sangat menarik dimainkan, bahkan meski kamu sudah pernah menonton anime Steins;Gate. Versi anime hanya menyajikan cerita versi true ending. Padahal, justru dengan melihat rute ending lain itulah kamu akan bisa mengenal kepribadian setiap karakter dengan lebih mendalam.

Memahami manusia

Salah satu daya tarik utama Steins;Gate ada pada karakter-karakternya yang begitu berkesan. Sekilas lihat, Steins;Gate memang seolah mengikuti stereotip cerita Jepang yang sudah umum.

Ada stereotip chuunibyou, otaku, tsundere, dojikko, trap, dan lain sebagainya. Namun semakin lama kamu bermain, kamu akan mengerti bahwa setiap karakter di game ini tidak bisa dideskripsikan hanya dengan satu kata.

Steins;Gate | Screenshot 5

Tidak ada perempuan dalam gambar di atas.

Kepribadian para karakter juga terpengaruh oleh efek kupu-kupu yang sudah saya sebut di atas. Sebagai contoh, bila kamu membuat seseorang sebal di masa lalu, bisa jadi di masa depan ia tidak membantumu di saat yang sangat krusial. Perubahan kepribadian ini terkadang sangat ekstrem, sehingga saya bingung harus benci atau suka terhadap seorang karakter.

Mungkin pesan yang ingin disampaikan oleh para developer Steins;Gate adalah bahwa setiap manusia sama-sama punya potensi untuk jadi baik maupun jahat. Sebagai pengguna mesin waktu, kamu memang bisa melihat potensi-potensi itu terealisasi.

Namun di mata para pelakunya sendiri, semua kejadian tersebut belum terjadi. Sebuah tindakan hanya akan terjadi apabila si pelaku memiliki motivasi untuk melakukannya.

Teori fisika fiktif

Steins;Gate | Screenshot 6

Steins;Gate adalah kisah time travel yang sangat istimewa, sebab game ini menggunakan landasan teori fisika kuantum yang tidak lazim. Berbeda dari teori banyak dunia (many-worlds interpretation) yang sudah sering muncul di cerita lain, Steins;Gate menggunakan interpretasi alam semesta sendiri bernama Attractor Field. Karena itulah para developernya menyebut cerita Steins;Gate sebagai “hypothetical science”.

Saya tidak akan menjelaskan apa itu Attractor Field, sebab selain terlalu rumit juga akan menjadi spoiler. Tapi secara konsep, teori Attractor Field menyatakan bahwa sebuah perubahan di masa lalu belum tentu akan menghasilkan masa depan yang berbeda.

Apa implikasi dari konsep ini? Silakan kamu temukan dengan memainkan Steins;Gate secara langsung.

Steins;Gate | Screenshot 7

Menariknya, meski Attractor Field hanyalah teori fiktif, Steins;Gate menyajikannya dengan sangat ilmiah sehingga terasa seperti teori fisika sungguhan. Memang terkadang ada hal-hal yang tidak dijelaskan, tapi “lubang” tersebut masih masuk akal dengan alasan bahwa struktur alam semesta bukanlah hal yang bisa dipahami sepenuhnya oleh manusia.

Terlepas dari apakah teori Attractor Field masuk akal atau tidak, menurut saya teori ini menjadikan Steins;Gate wajib dicoba oleh para peminat kisah fiksi ilmiah. Tak hanya memiliki kisah yang secara keseluruhan seru, game ini juga menawarkan sebuah landasan baru yang bisa digunakan untuk membangun cerita fiksi ilmiah lain. Tak semua game bisa melakukan hal tersebut.

Kesimpulan

Steins;Gate | Screenshot 8

Steins;Gate adalah sebuah mahakarya yang tidak mungkin lahir hanya dari pemikiran asal-asalan. Skenario dan landasan ilmiahnya disusun dengan begitu detail, menghasilkan pengalaman mendebarkan yang penuh kejutan dari awal hingga akhir. Steins;Gate sangat cocok bila kamu suka menguji otak sampai batas maksimal, dan tidak keberatan mencerna informasi dalam jumlah besar untuk memperluas wawasan.

Selain Steins;Gate, ada game keren lain yang sama-sama “bermain” dengan teori fisika kuantum, yaitu Zero Escape: Virtue’s Last Reward

Meski sudah berusia cukup lama, Steins;Gate akan terus hidup sebagai visual novel klasik sekaligus standar modern dalam dunia time travel. Saya tidak akan heran andai lima atau sepuluh tahun lagi muncul karya-karya lain yang memanfaatkan teori Attractor Field. Sementara menunggu hal itu terjadi, saya akan memainkan dulu Steins;Gate 0 yang terbit akhir tahun 2016 nanti.

PlayStation Store Link US: Steins;Gate (PS Vita), US$19,99 (sekitar Rp259.000)

PlayStation Store Link US: Steins;Gate (PS3), US$19,99 (sekitar Rp259.000)

Game Info
Review Star Android GrayReview Star Android GrayReview Star Android GrayReview Star Android GrayReview Star Android Gray
STEINS;GATE EN
5pb.Inc. -  Sep 08, 2016
Genre:  Games, Role-Playing, Entertainment, Adventure
Size:  1.44 GB
Installs:  N/A
Rp. 359.000
Download

(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

The post Review Steins;Gate – Rekonstruksi Alam Semesta appeared first on Tech in Asia Indonesia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 284

Trending Articles