Rayark kembali mempersembahkan sebuah game rhythm untuk platform iOS dan Android. Setelah sebelumnya sukses dengan Cytus serta Deemo yang cukup keren, kini mereka menyajikan VOEZ dengan nuansa yang lebih ceria. Khas game bikinan Rayark, VOEZ tampil dengan tampilan visual menggoda, memastikan siapa pun yang melihat susah memalingkan kepala.
Saya sendiri tidak mau terlalu hype terhadap VOEZ ketika diumumkan karena saya punya pengalaman buruk dengan kedua game pendahulunya dalam hal teknis. Mungkin kamu masih ingat bagaimana Cytus Lambda punya waktu loading yang cukup parah. Deemo versi PS Vita pun dirilis dengan banyak bug mengganggu. Apakah VOEZ berhasil mematahkan pandangan pesimis saya? Simak di bawah.
Dinding always online yang menyebalkan
Begitu mulai memainkan VOEZ, saya langsung disambut oleh pesan menyebalkan yang menyatakan bahwa saya harus selalu online selama bermain. Game wajib online di mobile memang sudah lumrah, namun biasanya kebutuhan tersebut muncul di game yang memang butuh interaksi multiplayer. Kalau cuma game rhythm dan single player, mengapa harus selalu online? Saya jadi bingung.
Belakangan kemudian saya jadi tahu bahwa penyebab harus online tersebut adalah adanya sistem sejenis cross-save dalam VOEZ. Setelah kamu mendaftar, kamu bisa menggunakan akunmu baik di iOS maupun Android, dan save data milikmu akan tersinkronisasi. Seluruh lagu yang sudah kamu buka ikut terbawa di semua device, namun kamu hanya boleh log in di satu device dalam satu waktu.
Sayangnya, pada prakteknya proses pergantian akun adalah hal yang cukup ribet untuk dilakukan, apalagi kalau kamu log in dengan akun Facebook. VOEZ otomatis terhubung pada aplikasi Facebook yang kamu miliki, jadi saat ganti akun kamu terlebih dahulu harus log out dari aplikasi Facebook tersebut. Hati-hati juga jangan sampai log in saat perangkat lain sedang menggunakan akunmu, karena hal tersebut bisa menimbulkan eror sehingga aplikasi harus ditutup paksa.
Secara teori sebenarnya fitur cross-save cukup menarik, tapi pada akhirnya keharusan online setiap waktu malah mengganggu karena bila koneksi internetmu bermasalah kamu benar-benar akan langsung ditendang keluar permainan. Ditambah lagi tiap kamu mulai main, game ini selalu melakukan pengecekan update. Saya sangat tidak menyarankan kamu main VOEZ tanpa koneksi Wi-Fi yang lancar.
Seperti Deemo, namun lebih canggih
VOEZ memiliki permainan inti yang cukup mirip dengan Deemo. Kamu harus menekan not-not yang berjatuhan dari atas dengan cara tap, hold, maupun slide, namun dengan variasi baru sehingga permainan terasa lebih menarik. Contohnya, not yang sedang jatuh bisa tiba-tiba berubah posisi sebelum sampai tujuan. Ada juga jenis not hold yang bisa bergeser, jadi kamu harus melakukan hold sambil slide bersamaan.
Banyaknya variasi not didukung oleh tampilan antarmuka keren, membuat setiap lagu yang kamu mainkan jadi terasa sangat seru. Suasananya agak sulit dijelaskan kalau hanya lewat teks dan screenshot, jadi saya sarankan kamu lihat saja video gameplay di akhir artikel ini. Yang jelas kepopuleran Rayark sebagai salah satu pengembang game rhythm ternama bukan hanya isapan jempol.
Meski gameplay yang ditawarkan sangat seru, saya sedikit kecewa karena lagi-lagi saya menemukan masalah teknis di mana efek suara yang muncul saat bermain selalu berbunyi terlambat sekitar setengah detik dari waktu memencet notnya. Entah apa penyebabnya, yang jelas ini bukan masalah kalibrasi dan sepertinya tergantung dari device yang kamu miliki. Akhirnya saya putuskan untuk mematikan saja efek suaranya supaya bisa main dengan nyaman.
Selain fitur gameplay utama, VOEZ menyediakan mode Diary yang isinya adalah kombinasi antara ilustrasi keren, sedikit cerita, dan quest. Dengan memenuhi kondisi yang diminta oleh quest, kamu bisa membuka entri Diary baru serta mendapatkan kunci. Kunci tersebut berguna untuk membuka lagu baru atau membuka player icon untuk menghiasi profilmu.
Masih kekurangan konten gratis
Kekurangan terbesar VOEZ bila dibandingkan Cytus maupun Deemo adalah jumlah lagunya yang saat ini masih terlalu sedikit. Total hanya ada lima puluh lagu dalam game, dan hanya sepuluh di antaranya yang bisa dimainkan secara gratis. Kamu memang bisa membuka lagu baru dengan kunci dari quest, tapi maksimal paling-paling kamu hanya akan mendapat empat lagu tambahan.
Untuk membuka sisa lagu lainnya kamu harus membeli kunci sebagai in-app purchase seharga kurang lebih US$1 per kunci (Rp14.000 di Play Store Indonesia). Harga tersebut saya rasa masih ada dalam kisaran wajar untuk konten game rhythm begini. Ke depannya Rayark juga menjanjikan VOEZ akan jadi game rhythm dengan jumlah lagu terbanyak yang pernah ada, jadi jumlah kontennya pasti akan terus bertambah.
Hanya ada satu hal yang agak tidak jelas dari segi IAP dalam VOEZ yaitu player icon. Terdapat total 264 player icon dalam game ini, dan untuk tiap satu kunci kamu bisa membuka tiga icon secara acak. Artinya kamu butuh sekitar 80 kunci untuk membuka semua icon yang jelas-jelas sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap gameplay. Yah, anggap saja ini fitur gacha khusus fan hardcore dan para sultan.
Kesimpulan
VOEZ kembali memantapkan posisi Rayark sebagai salah satu developer game rhythm terbaik di platform mobile, terutama dari urusan gameplay. Variasi-variasi not yang seru ditambah efek visual cantik adalah formula sukses yang masih terus dipertahankan. Untuk sekarang VOEZ memang masih kekurangan konten, namun saya yakin game ini bisa populer untuk waktu yang lama.
Kalau kamu mengunduh VOEZ sekarang dan berharap untuk main tanpa mengeluarkan uang, siap-siap saja cepat bosan karena lagunya itu-itu saja. Mungkin ada baiknya kamu menunggu dulu sampai Rayark merilis update berisi konten tambahan. Tapi kalau tujuanmu sekadar ingin tahu saja, atau penasaran karena kamu adalah fan game Rayark, VOEZ tak ada ruginya untuk dicoba.
(Diedit oleh Mohammad Fahmi)
The post Review VOEZ – Melodi Warna-Warni appeared first on Tech in Asia Indonesia.