Mata saya masih menerjemahkan dengan susah payah segala objek yang ada di sekitar saat ini. Tersisa pantulan-pantulan warna dinamis yang mengisi otak saya setelah memainkan game besutan Radiangames ini selama beberapa jam. Hasilnya saya semakin yakin posisi developer yang mahir melahirkan karya yang konsisten ini sebagai ahlinya game bergenre dual twin-stick shooter. Dan karya terbarunya yang pernah saya beritakan beberapa waktu lalu, Inferno 2, membuat pengalaman saya bermain game shooter semakin kaya.
Jika kamu pernah memainkan Inferno+ yang sempat meramaikan etalase Apple App Store pada 2012 lalu maka kamu akan langsung bertemu dengan teman lama yang sudah kamu kenali dengan baik. Game ini benar-benar menawarkan konsep dan mekanisme kontrol yang sama tetapi lebih kompleks.
Inferno 2 hadir dengan wajah yang sama, penuh ledakan berwarna, aksi yang dramatis, dan pesawat musuh yang bertebaran. Namun aksi yang akan kamu mainkan di versi ini dapat membawa kamu ke tingkat kesulitan yang lebih dramatis. Saya katakan dramatis karena memang proyek yang sang developer, Luke Schneider, kerjakan ini merupakan proyek terbesarnya dengan level yang masif dan tingkat aksi brutal yang ia kerjakan dengan proses “drama” yang melelahkan.
Konsep dasar dari permainan Inferno 2 adalah bertahan dan melibas semua musuh dalam satu stage. Musuh yang ada benar-benar akan membuat jempol kanan dan kiri kamu sibuk. Pasalnya semua AI musuh didesain penuh nafsu untuk memberikan tragedi terhebat pada pesawatmu dengan tembakan-tembakan laser berwarna neon dinamis yang manis.
Kamu akan menjelajahi area layaknya labirin, yang terkadang mesti kita kenali dan teliti dengan baik apakah dinding di area tersebut bisa kita lalui atau kamu harus memutar mencari portal lain yang bisa kamu lewati. Setelah kamu masuk ke area yang kamu tuju, kamu harus mengucapkan selamat tinggal pada ketenangan. Pasalnya pesawat musuh dari segala penjuru akan ramai mewarnai area dimana kamu berada.
Kamu akan dibuat kelimpungan dengan Inferno 2. Ada beberapa stage yang mengharuskan kamu untuk mencari kunci, tapi kunci tersebut bukan untuk membuka jalan kebebasan bagi pesawat yang kamu kendalikan. Sebaliknya kunci tersebut berfungsi untuk membuka musuh yang terpenjara dan siap untuk menghancurkanmu. Yah, proses datang ke sarang musuh akan selalu kamu temui dalam Inferno 2, siap-siap saja bermandikan hujan peluru tiada henti.
Sekarang berbicara mengenai kontrol, kamu akan disajikan tidak hanya dua atau tiga macam tombol kontrol, tapi kamu akan diberikan langsung enam buah tombol pada layar. Selain memiliki fungsi utama untuk menembak dan bergerak. Sisa tombol lain masing-masing berfungsi untuk pengaturan tembakan senjata utama, serta untuk mengatur pemilihan misil yang akan kamu arahkan pada musuh.
Saya akui kontrol serta fitur senjata dalam Inferno 2 jauh lebih kompleks dibandingkan pendahulunya. Kamu akan dipertemukan empat macam misil dan empat macam jenis senjata yang harus kamu pilih, sembari fokus kamu berada pada pergerakan musuh yang dengan gencar mengincar kamu. Pada akhirnya kamu akan memencet setiap tombol, serta mencoba setiap senjata dan misil hingga akhirnya memutuskan, apa yang saat itu sesuai dengan situasi yang sedang kamu hadapi.
Ada satu hal menarik sekaligus absurd yang saya rasakan pada mekanisme kontrol Inferno 2. Pada saat kamu ingin meluncurkan misil, kamu harus melakukan hold pada satu tombol kecil di bagian bawah sisi kiri layar. Hold tersebut hanya berfungsi mengaktifkan fungsi misil, dan bukan sekaligus menembakkan misil. Untuk menembakkan misil tetap saja kamu harus mengeksekusi tombol tembak di sebelah kanan.
Nah yang menjadi masalah adalah, jempol kiri saya yang sekarang sibuk menekan tombol misil, otomatis tidak bisa melakukan eksplorasi pada tombol navigasi gerak pesawat. Alhasil diantara serbuan musuh yang ramai, apabila kamu ingin menembakkan misil pesawat, mau tidak mau pesawat kamu akan berada dalam posisi stagnan. Karena jempol kamu akan sibuk menekan tombol misil. Jadi pada akhirnya, kamu harus memilih spot tertentu yang aman dan mulai meluncurkan misil dari posisi tersebut.
Memainkan mekanisme kontrol seperti itu, membuat saya bertanya. Apakah itu bagian dari tantangan, atau sebuah konsep gila yang ingin ditawarkan Radiangames? Bila saya harus menerka, maka saya rasa setiap bagian dan aspek dari game ini merupakan satu kesatuan menyeluruh yang ingin Radiangames berikan, untuk menyuguhkan sensasi ekstrim bagi gamer yang memainkannya.
Satu hal yang saya cermati mengenai perbedaan antara Inferno 2 dengan pendahulunya. Kedua game tersebut tidak memiliki perbedaan mendasar. Inferno+ dan Inferno 2 berdiri pada satu landasan yang sama, yaitu shooter dinamis dengan nuansa penuh neon yang apik. Semuanya terlihat sama dan akan memberikan kamu memori yang pernah kamu rasakan dengan Inferno+. Namun dari segi perasaan bermain, ada tingkatan masif yang akan kamu rasakan bahwa game ini merupakan citraan yang lebih solid dari game sebelumnya.
Di balik semua hal yang bersifat kepada pengalaman bermain, kamu yang pernah memainkan Inferno+ juga dapat melihat perbedaan secara kasat mata. Seperti beberapa perbedaan pada elemen-elemen kecil contohnya mekanisme nyawa di Inferno 2 menggunakan sistem bar, sedangkan di pada Inferno+ berbasis pada satuan nyawa yang tersedia. Juga opsi tipe pesawat yang harus kamu pilih di Inferno+ menjadi mekanisme tambahan dalam sistem upgrade di Inferno 2.
Pada segi desain level, area medan perang cahaya dibuat dengan sangat menarik, meskipun hanya berbentuk satu stage yang statis, namun kamu akan diajak untuk mengeksplorasi setiap sudut area untuk menemukan jalan keluar. Terdapat beberapa dinding yang bisa kamu hancurkan, juga area yang memiliki kesan seperti wormhole yang akan menyedot kamu ke satu arah yang dituju. Kamu bahkan tidak bisa melawan arah, kamu benar-benar harus patuh pada kekuatan tersebut.
Upgrade dan pembelian senjata menjadi elemen yang akan hadir menghiasi sepanjang permainan. Setiap senjata, misil, atau power dapat kamu upgrade sampai kepada beberapa tingkatan tertentu. Kamu juga dapat memberikan pesawat kamu enhancement pada armor, drones, misil, dan speed yang dimilikinya. Menu untuk berbagai peningkatan tersebut berada di beberapa spot tertentu di medan pedang.
Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan dalam game ini. Tidak ada IAP ataupun embel-embel lain berupa DLC dan sebagainya. Yang harus kamu khawatirkan adalah waktu dan fokusmu yang akan tertuju penuh pada Inferno 2. Game ini memiliki tingkat kesenangan dan kesulitan yang bersinergi menjadi satu pengalaman brutal yang mengasyikkan.
Tanpa ragu saya menyatakan jerih payah Luke Schneider si pilot Radiangames telah berhasil memikat saya masuk ke dalam dimensi serta pesawat imajinasinya yang liar. Tingkat kompleksitas kontrol yang jenius diwarnai dengan berbagai elemen aksi baku tembak ala Radiangames yang orisinal, menjadikan Inferno 2 sebagai game dual-twin stick shooter terbaik yang saya mainkan tahun ini. Saya dengan penuh semangat mengajak kamu untuk ikut naik ke kabin neon bersama saya, dan mari merasakan sensasi liar perang cahaya yang penuh pesona.
Apple App Store Link: Inferno 2, Rp. 35000
Post Review Inferno 2 – Aksi Ramai Baku Tembak Penuh Cahaya muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.