Update review versi Android/ iOS – 17 September 2014
Risky Maulana - Akhirnya selang lima bulan setelah sang kambing anarkis ini mengacaukan kota tak bernama di Goat Simulator versi PC bulan April kemarin, kambing ini kembali mencari sasaran baru yaitu kantong saku kamu. Saya sudah mencobanya beberapa jam rasanya ada yang perlu kamu tahu sebelum kamu membeli Goat Simulator versi mobile-nya. Saya sudah menyisipkan impresi awal versi mobile di bawah, jika kamu tidak ingin membaca dari awal maka klik tautan ini untuk langsung menuju impresi versi mobile.
Mbeeeeek…
Kambing adalah seekor hewan ternak. Keberadaan mereka di dunia ini sering kali tertindas oleh tirani dari kita…manusia. Tubuh mereka kita bantai lalu kita santap, tidak peduli meskipun terkadang kita harus menyembelih seekor anak kambing dengan sadis di hadapan induknya yang hanya bisa mengembik merana. Daging mereka yang bisa bikin darah tinggi, sering kali dijadikan “kambing hitam” atas…wait!… Bahkan nama mereka pun dijadikan kosakata untuk sesuatu yang terkesan negatif, hal ini kita lakukan dalam bentuk kata “kambing hitam”.
Tidak sampai di situ saja, di kalangan anak muda pun kata kambing seringkali digunakan secara negatif. Contohnya seperti berikut ini…
“Kambing nih yang review, banyak amat basa-basinya!“
Tapi itu semua terjadi hanya di dunia nyata saja. Bagaimana jika seandainya ada sebuah dunia dengan hukum fisika yang berantakan? Kambing sudah tentu akan membalas dendam atas segala yang kita lakukan. Buktinya bisa kamu coba langsung di game konyol yang dibuat dengan salah satu game engine terkuat di dunia yaitu Unreal Engine 3. Game apalagi kalau bukan Goat Simulator.
Saat Kekacauan Menjadi Nilai Jual Utama
Goat Simulator merupakan game buatan Coffee Stain Studio. Game ini awalnya hanya merupakan protoype iseng-iseng yang dibuat oleh tim developer dalam sebuah event game jam internal dalam Coffee Stain Studio. Saat video prototype ini diunggah ke situs video YouTube, dalam dua hari saja video dari game ini berhasil menarik perhatian jutaan penonton. Kepopuleran video ini pun membuat banyak gamer yang meminta agar Coffee Stain merilis game ini untuk umum. Akhirnya game ini pun dirilis melalui Steam sehari setelah April Mop yaitu 2 April 2014.
Kekonyolan dari game ini sudah terlihat dari deskripsi yang diberikan developer melalui laman Steam mereka. Di halaman Steam Goat Simulator, Coffee Stain Studio menyebutkan bahwa salah satu fitur kunci dari game ini adalah banyaknya bug yang ada di dalamnya. Satu-satunya jenis bug yang dihilangkan adalah bug yang menyebabkan game crash saja. Walaupun sepertinya masih ada bug crash yang tersisa, karena kamu bisa mendapatkan Achievement khusus di Steam seandainya kamu menemukan bug crash tersebut.
Bug lain yang ditinggalkan dan bisa kamu temukan di game ini adalah berbagai jenis bug physics yang akan membuat segala jenis gerakan yang ada di game ini terlihat aneh. Saking anehnya, terkadang game ini akan menampilkan visual yang cukup mengerikan, bahkan lebih mengerikan dari game seperti Silent Hill.
Penerus Spiritual Dari Tony Hawk Pro Skater….wait! What?!
Kalau kamu penasaran, sebenarnya seperti apa sih gameplay dari Goat Simulator? Apakah game ini hanya berjalan-jalan tanpa tujuan saja di dunia yang penuh dengan bug? Well, kurang lebih memang seperti itu sih. Namun di game ini kamu juga bisa mengumpulkan semacam skor layaknya game skate. Bedanya kamu tidak perlu melakukan trik di atas skateboard dalam game ini, yang perlu kamu lakukan hanyalah membuat kekacauan saja.
Sedikit mirip seperi Tony Hawk yang sering kali memasukkan hal absurd dan tidak nyambung dalam dunianya, di Goat Simulator kamu juga akan menemukan hal-hal konyol rahasia seperti altar penyembahan setan, istana kerajaan kambing, demonstran dengan tuntutan yang aneh, kantor dari developer game ini, sampai ke plesetan dari Stonehenge. Banyaknya variasi hal aneh dalam game ini dijamin akan selalu membuat kamu tersenyum dan berpikir “hal apa yang bisa aku lakukan dengan kebodohan-kebodohan ini?”.
Invasi Sang Kambing Menuju Mobile
Sama seperti halnya porting game PC yang juga hadir di mobile seperti Bioshock iOS dan Valiant Hearts yang memperoleh review dari Fahmi minggu lalu. Permasalahan kontrol selalu menjadi masalah yang membuat game versi mobile cenderung lebih buruk jika dibandingkan versi aslinya. Masalah serupa itulah yang juga saya rasakan selama menjadi kambing di versi Android Goat Simulator tadi malam. Dengan kontrol virtual joystick yang kurang terasa begitu responsif dalam mewakili kekacauan yang saya timbulkan di layar, permainan saya terasa begitu kaku dan jujur saja, tidaklah seenak bayangan permainan versi PC-nya beberapa bulan yang lalu.
Meskipun dari segi kontrol terbilang kurang, pihak Coffee Stain Studio sendiri bisa dikatakan cukup piawai dalam memperkecil ukuran “kekacauan besar” yang bisa ditimbulkan kambing saya lewat kehadiran versi mobile dari Goat Simulator ini. Di sini kamu tetap diberikan kebebasan dalam menjalankan perbuatan anarki kamu dengan menyundul, menjilat, dan merusak seisi kota tak bernama tadi dengan melakukan berbagai tindakan bodoh yang hanya bisa ditakar sendiri lewat kegilaanmu dalam mengacaukan seisi lingkungan Goat Simulator.
Selain kontrol, kekurangan lain yang saya jumpai di sini adalah downgrade visual yang sebenarnya bisa kita maklumi, mengingat kapasitas perangkat mobile dalam memproses grafis sangatlah terbatas. Lucunya lagi, visual tersebut menggeser anggapan Goat Simulator sebagai game yang glitchy menjadi game ”setengah jadi” akibat banyaknya texture pop-in yang membuat para pemainnya garuk-garuk kepala saat melihatnya muncul di hadapan mereka. Selama proses bermain tadi, saya juga menjumpai beberapa aspek collision detection yang terkesan janggal, sehingga kambing saya sempat stuck dan menembus bagian tembok rumah yang ada di kota tak bernama ini
Di luar kekurangan-kekurangan tadi, saya pribadi merasa terhibur dengan kekacauan yang saya timbulkan di Goat Simulator meskipun versi mobile kali ini butuh beberapa penyempurnaan agar benar-benar menjadi suguhan seharga Rp.59.000 yang layak untuk dimainkan. Oh ya…satu hal lagi, meskipun dalam deskripsinya tersedia untuk hampir semua device, Goat Simulator sendiri tidak mencantumkan spesifikasi mobile GPU minimum yang dimintanya. Tapi yang jelas game ini tidak bisa dijalankan di perangkat Galaxy S4 yang saya pakai dan hanya berjalan di perangkat tablet yang ada di kantor GiA. Saya pribadi menyarankan perangkat dengan GPU Adreno 330 agar kamu bisa menikmati kehancuran total dari aksi sang kambing ini tanpa terasa lag sama sekali.
Jadi soal beli atau tidak, saya hanya bisa menyarankan kamu agar lebih baik menabung uangmu yang sekarang, dan beranjak membeli versi PC yang jauh lebih baik seharga Rp.89.999 (selisih Rp.30 ribu) di Steam.
Gambar Kambing Lebih Bermakna Daripada Seribu Embek
Oke, memainkan game ini terlalu lama sepertinya membuat IQ saya sedikit turun. Jadi, kalau kamu mau tahu apa saja yang bisa kamu lakukan di game ini, langsung saja cek kumpulan screenshot di bawah.
Verdict: Harga Yang Bersaing Dengan Daging Kambing Sungguhan
Dari tadi saya sudah membahas berbagai kekonyolan tentang game ini. Sepertinya memang game ini sangat menyenangkan untuk dimainkan bukan? Memang betul sekali, terkadang game ini akan membuat kamu bosan setelah lebih dari setengah jam bermain, namun saat kamu memulai ulang game ini dari awal, maka kamu akan dibawa lagi ke petualangan menemukan hal-hal konyol yang tersebar di kota. Selain itu, hal-hal baru yang dapat kamu temukan di game ini pun dijamin akan sulit kamu duga-duga.
Jadi, dari review yang ada sepertinya game ini wajib untuk dimiliki bukan? Bisa dibilang begitu. Namun saya tidak akan menyarankan kamu untuk membeli game ini dengan harga penuh. Game ini dibanderol dengan harga $9,99 (sekitar Rp 112.000) yang memang sangatlah mahal. Jika dibandingkan dengan kesenangan yang kamu peroleh saat bermain, saya rasa game ini sangatlah mahal untuk harga sebesar itu. Seandainya game ini didiskon lebih dari 50%, saya tentunya akan merekomendasikan game ini untuk kamu beli, tapi lebih dari itu, percayalah kamu akan merasa membuang uang dengan sia-sia.
Goat Simulator tersedia untuk Windows dan dapat dibeli melalui Steam. Versi Mac dan Linux saat ini masih tengah dikerjakan dan akan dirilis pada tanggal yang belum dipastikan. Yang jelas, apapun keputusanmu dengan game ini, apakah akan langsung kamu beli atau kamu tunggu diskon untuk membelinya, game ini dijamin akan dapat membangkitkan jiwa kambing dalam dirimu.
p.s.: Jangan lupa juga cek trailer game ini yang merupakan parodi dari trailer game terbaik sepanjang masa.
Apple App Store Link: Goat Simulator, Rp. 59000
Google Play Link: Goat Simulator, Rp.59.000
Steam Link: Goat Simulator, Rp 89.999
Post Updated: Review Goat Simulator – Hiburan Konyol Yang Sangat Mahal muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.