Saya bukanlah seorang gamer yang menyukai game bergenre gamebook. Selama ini kebanyakan gamebook yang saya kenal memiliki teks yang panjang-panjang dengan sistem battle yang itu-itu saja. Bahkan ketika Joe Dever’s Lone Wolf, game visual novel dengan grafis 3D menyinggahi Apple App Store pada akhir tahun lalu, saya sama sekali tidak tertarik.
Jujur saja, saya lebih suka membaca komik dengan banyak gambar ketimbang membaca novel yang terbilang minim grafis bahkan cenderung tidak ada gambar sama sekali. Nah, kedatangan Light Apprentice kali ini benar-benar menarik perhatian saya. Disebutkan bahwa ia adalah komik yang berpadu dengan game atau lebih kerennya disebut comic gamebook, hmm… seperti apa ya? Apakah ia sanggup mengubah penilaian saya tentang gamebook yang membosankan dan cenderung monoton? Temukan jawabannya dalam review berikut.
Pada awalnya Light Apprentice merupakan sebuah komik web yang dirilis pada tahun 2009 silam. Pada tahun 2014, Igor Noronha selaku sang kreator memutuskan untuk mengangkatnya kembali menjadi sebuah comic gamebook dengan judul yang sama. Sejujurnya memberikan cerita dari game ini sama saja dengan memberikan kamu spoiler. Namun saya akan berusaha sebaik mungkin agar review dari saya tidak menganggu keseruan kamu dalam bermain game ini.
Cerita dimulai dengan Tlob, gadis penyihir yang berhasil membangunkan Nate, sang Light Apprentice yang telah tertidur (dibekukan) selama 300 tahun. Nate tidak mengingat segalanya dan ia juga merasa kekuatannya tidak sama lagi seperti dulu, ia merasa sangat lemah. Singkat cerita, Nate harus menemukan kekuatannya kembali serta keempat teman lainnya untuk bisa melakukan ritual pemulihan energi terhadap planet yang hampir musnah.
Light Apprentice akan menampilkan adegan dalam bentuk panel demi panel, persis seperti saat kamu membaca komik. Yang cukup menarik di sini, beberapa adegan dalam Light Apprentice akan meminta kamu untuk mengambil pilihan. Pilihan yang kamu ambil ini ada yang hanya bersifat sebagai pemanis saja (memberikan scene berbeda) maupun memberikan pengaruh terhadap karakter Nate dan teman-temannya. Sebagai contoh, saat kamu diminta mengambil keputusan untuk melindungi Tlob atau langsung menyerang musuh. Jika kamu memilih menyerang musuh, kamu akan mendapatkan skill baru yaitu hit weakspot skill. Sebaliknya jika kamu memilih melindungi Tlob, kamu tidak bisa mendapatkan skill tersebut dan mendapatkan protect skill sebagai gantinya.
Lantas di mana letak keseruan gamebook ini? Light Apprentice mengandalkan 2 aspek utama sebagai bagian dari gameplay-nya, pertama RPG, kedua point n click adventure. Untuk aspek RPG, Light Apprentice mengandalkan sistem party turn based battle. Kamu akan menyerang musuh satu lawan satu secara bergantian. Setiap anggota party yang kamu miliki mempunyai kekuatan, kecepatan, dan skill yang berbeda-beda. Jadi kamu harus bisa memanfaatkan mereka sebaik-baiknya untuk bisa memenangkan pertarungan.
Saat bertarung kamu bisa memilih hendak menyerang dengan senjata (attack), skill (skill) atau memilih untuk bertahan (defend). Jika kamu memilih attack, kamu harus memilih musuh yang ingin diserang lalu tap saat lingkaran putih tepat berada dalam lingkaran kuning. Sementara itu jika kamu memilih menyerang dengan skill, spirit (berfungsi seperti mana) yang kamu miliki akan berkurang sejumlah poin tertentu. Begitu juga saat kamu memilih untuk bertahan, pertahanan yang berhasil kamu lakukan akan membuat musuh tidak sadarkan diri.
Lebih menariknya di sini, jika bintang kejora sedang tidak bersinar di pihakmu (baca: peluang menang kecil), kamu bisa kabur dari pertarungan. Well, meskipun itu terdengar tidak gentle, tapi bukankah menghindar lebih baik daripada mencari masalah :p. Bagaimana caranya? Maaf, untuk satu ini lebih baik tidak saya tuliskan caranya, karena jika kamu tahu pertarungan dalam game ini menjadi amat sangat mudah untuk ditaklukan.
Untuk sistem point n click, kamu akan menelusuri panel demi panel guna mencari benda bermanfaat yang bisa digunakan untuk menuju ke tahap berikutnya. Tap pada benda yang terlihat penting dan secara otomatis benda itu akan tersimpan dalam inventory. Tidak seperti game point n click kebanyakan, kamu tidak perlu repot mengakses inventory di sini. Benda dalam inventory akan berfungsi secara otomatis saat kamu meletakannya pada tempat yang tepat.
Setiap komik memiliki gaya penggambarannya masing-masing, begitu juga dengan Light Apprentice. Bagi saya, presentasi Light Apprentice digambarkan dengan cukup baik oleh Amazu. Pewarnaan bergaya cel shading menjadi sisi menarik dari grafis Light Apprentice sendiri. Namun bagian terbaiknya adalah soundtrack game ini yang mampu membuat saya semakin terhanyut dengan cerita yang dibawakan, sebuah hal yang tidak bisa saya temukan melalui sebuah buku komik biasa.
Light Apprentice bisa kamu unduh dengan mengeluarkan uang sejumlah Rp 35.000 untuk versi iOS dan Rp 42.665 untuk versi Android. Untuk sekarang ini kamu hanya akan mendapatkan chapter pertama dari 4 chapter yang dijanjikan. Rencananya sang developer akan merilis game ini ke dalam 3 volume berbeda dengan 4-5 chapters untuk setiap volumenya dan kamu harus membeli chapter selanjutnya melalui IAP. Sayangnya, untuk sekarang ini kamu belum bisa membeli season pass maupun chapter selanjutnya.
Kebanyakan game iOS maupun Android rata-rata memang dibanderol seharga Rp 12.000 saja. Sehingga ketika sebuah game memiliki harga lebih dari itu, kamu mungkin bertanya-tanya apakah itu layak dibeli atau tidak. Jika kamu mencari sebuah pengalaman membaca komik yang lain dari biasanya, inilah jawabannya. Bukankah harga Rp 35.000 hampir sama dengan jumlah uang yang harus kamu keluarkan untuk membeli komik di toko buku? Saya akui playtime Light Apprentice memang tergolong singkat berkisar 30-45 menit saja, namun darinya kamu bisa menemukan banyak hal yang tidak bisa kamu dapatkan dari sebuah buku komik biasa.
Apple App Store Link: Light Apprentice, Rp. 35000Google Play Link: Light Apprentice, Rp 42.665
Post Review Light Apprentice – Sebuah Pengalaman Baru Dalam Membaca Komik muncul terlebih dahulu di Games in Asia Indonesia.